Dmitry Peskov: Tidak Ada Darurat Militer di Rusia
Radartasik, Moskow tidak memiliki rencana untuk memberlakukan darurat militer di negara itu di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menolak tuduhan yang dibuat oleh mata-mata AS.
“Tidak ada rencana seperti itu,” kata Peskov kepada wartawan ketika diminta untuk mengomentari pernyataan baru oleh Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines. Pejabat itu juga mendesak wartawan dan masyarakat untuk mendengarkan Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah menegaskan bahwa operasi militer khusus sedang berlangsung sesuai rencana.
Mata-mata top AS, Haines menuduh Moskow akan memberlakukan darurat militer di negara itu untuk meningkatkan seranganya di Ukraina. Haines juga meng atakan tujuan Presiden Vladimir Putin lebih besar daripada kemampuan militer Rusia dan situasinya akan tidak terduga dan berpotensi meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
“Tren saat ini menunjukkan kemungkinan bahwa Presiden Putin akan beralih ke tindakan yang lebih drastis, termasuk memberlakukan darurat militer,” tuduh Haines sebelumnya.
Sementara itu menanggapi keinginan Wilayah Kherson di Ukraina selatan yang meminta menjadi bagian dari Rusia. Kremlin mengatakan rakyat Kerson sendiri yan harus memutuskanya.
“Rakyat Wilayah Kherson harus memutuskan sendiri apakah permintaan seperti itu harus dibuat atau tidak, dan masalah ini harus diperiksa oleh ahli hukum,” jelas Dmitry Peskov.
“Keputusan yang luas seperti itu harus memiliki dasar hukum yang jelas dan benar-benar sah, seperti halnya dengan Krimea,” lanjutnya dikutip dari Russian Today.
Ditanya apakah itu mengacu pada referendum, Peskov menjawab: "Saya tidak mengatakan apa-apa tentang referendum."
Pasukan Rusia merebut Kherson pada awal Maret dan menduduki seluruh wilayah yang berbatasan dengan Krimea. Kirill Stremousov, wakil kepala pemerintahan yang dibentuk di bawah kendali Rusia mengatakan bahwa otoritas baru berencana meminta Presiden Vladimir Putin untuk secara resmi menjadikan kawasan itu bagian dari Rusia.
BACA JUGA:Resimen Azov di Pabrik Azovstal Bersumpah Untuk Melanjutkan Pertempuran
Stremousov menunjuk Krimea yang memilih untuk bergabung dengan Rusia tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev. Dia mengatakan dokumen hukum akan disiapkan pada akhir tahun setelah itu keputusan akhir akan dibuat.
“Sementara itu, kami berencana bahwa Wilayah Kherson akan diatur oleh tindakan pemerintahan sipil-militer,” tutur Stremousov.
Namun Vladimir Saldo, kepala pemerintahan mengatakan tidak ada pembicaraan atau rencana resmi untuk bergabung dengan Rusia. Tapi dia berpendapat bahwa wilayah itu akan menjadi bagian dari Rusia suatu hari nanti.
Ukraina menganggap otoritas baru di Kherson tidak sah. Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada bulan April bahwa Kiev akan meninggalkan pembicaraan damai jika Rusia mengatur referendum di wilayah yang dikuasainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: russian today