Rekor Arus Balik Tertinggi Sepanjang Sejarah Jalan Tol Terjadi Sabtu

Rekor Arus Balik Tertinggi Sepanjang Sejarah Jalan Tol Terjadi Sabtu

BACA JUGA:Megabintang Manchester United Cristiano Ronaldo Umumkan Nama Putrinya

JMTC

Koordinasi pada level pengambil kebijakan didukung lagi dengan dioperasikannya dalam lebaran tahun ini, konsep Intelligent Transportation System (ITS) yang dimiliki Jasa Marga, di Jasa Marga Tollroad Command Centre (JMTC).

JMTC sebagai the eye of the tollroad mengumpulkan seluruh informasi lalu lintas jalan tol melalui beberapa sumber, seperti pantauan 1.913 CCTV, 26 speed camera, 39 CCTV analytic traffic counting, 19 RTMS (Remote Traffic Microwave Sensor) dan 7 WIM (Weigh in Motion). Juga informasi dari laporan petugas di lapangan serta informasi dari pelanggan melalui call center 14080.

Informasi itu selanjutnya diolah dan disampaikan kembali hasilnya kepada pimpinan puncak untuk pengambilan keputusan serta kepada pengguna jalan tol untuk membantu mereka dalam merencanakan perjalanan.

BACA JUGA:4 Pemudik Jabar Tewas, Mobil Tabrak Truk Tangki Pertamina

JMTC dilengkapi dengan ATMS (Advanced Traffic Management System), yaitu sebuah sistem yang akan menganalisis kondisi kepadatan di jalan tol dengan menghitung data volume kendaraan dibandingkan dengan kapasitas jalan tol.

Pada saat volume kendaraan mendekati kapasitas maksimal suatu ruas, maka sistem akan memberikan peringatan kepada petugas untuk selanjutnya dilakukan rekayasa lalu lintas, seperti : contra flow, ramp metering atau one way.

Output-nya, sambung dia, selain untuk pengambilan keputusan, juga diberikan kepada pengguna jalan tol, melalui 235 buah DMS (Dynamic Message Sign) yang ada di jalan tol Jasa Marga, dan melalui mobile apps Jasa Marga, yaitu Travoy 3.0.

BACA JUGA:Manchester United Dibantai Brighton 0-4, Fans Makin Murka

Dalam penanganan arus mudik lebaran, kata Heru, penggunaan JMTC membantu dengan menginformasikan secara real time. Jika kapasitas lajur atau kapasitas gerbang sudah terpenuhi 60% dari kapasitas terpasang, maka akan diambil keputusan oleh kepolisian sebagai pemegang diskresi, untuk melalukan rekayasa lalu lintas.

Mengingat untuk rekayasa lalu lintas one way, menurut dia, dibutuhkan waktu dua jam untuk melalukan clearance di jalur yang akan dilakukan one way agar keamanan dan keselamatan pengguna jalan terjaga.

”Saat dilakukan clearance, biasanya kapasitas terus naik sehingga saat kedatangan lalu lintas mencapai puncaknya, di lapangan penambahan kapasitas melalui one way atau contra flow sudah digelar dan siap digunakan,” tutur dia.

BACA JUGA:Ambulans Terobos One Way Bukan Mengangkut Orang Sakit, Sempat Akan Dikawal Polisi

Penggunaan teknologi melalui keberadaan JMTC, kata dia, sejalan dengan inovasi Jasa Marga untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan di atas standar yang ditetapkan pemerintah dan mempertahankan posisi Jasa Marga market leader dalam industri jalan tol di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: