Data Kematian Melonjak, Kemenkes Sebut Kesalahan Ini
Reporter:
ocean|
Rabu 11-08-2021,20:47 WIB
Radartasik.com, JAKARTA — Angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan dalam tiga pekan terakhir. Padahal, kasus positif sudah menurun. Angka kesembuhan juga menggembirakan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Rabu (11/08/2021), langsung meluruskan informasi lonjakan angka kematian pasien covid ini.
”Data kematian ada akumulasi tanggal atau minggu. Bahkan sebelumnya ada beberapa bulan sebelumnya. Menjadi kurang pas bila dijadikan indikator kondisi riil saat ini,” kata dia.
Dengan evaluasi tersebut, Kemenkes memutuskan untuk mengeluarkan angka kematian kasus Covid-19 yang terakumulasi berdasarkan tanggal atau pekan sebelumnya dalam penilaian situasi pandemi.
”Tujuannya supaya tidak menimbulkan bias dalam penilaian. Sambil terus perbaikan data ini selesai dilakukan daerah,” jelasnya.
Dalam kurun waktu tiga pekan terakhir, Kemenkes merilis angka kematian akibat Covid-19 yang cenderung tinggi. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki kontribusi paling besar dalam angka kematian di tingkat nasional.
Tenaga Ahli Kemenkes Panji Fortuna Hadisoemarto mengatakan berdasarkan analisis dari data National All Record (NAR) Kemenkes, didapati pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat real time. Karena ini merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
NAR adalah sistem big data untuk pencatatan laboratorium dalam penanganan Covid-19 yang dikelola oleh Kemenkes. Berdasarkan laporan kasus Covid-19 pada Selasa (10/08/201), dari 2.048 kematian yang dilaporkan, sebagian besar bukanlah angka kematian pada tanggal tersebut. Melainkan sepekan sebelumnya.
Bahkan 10,7 persen di antaranya berasal dari kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih dari 21 hari. Namun baru terkonfirmasi dan dilaporkan pasien telah meninggal dunia.
Dia mencontohkan laporan tanggal 10 Agustus 2021. Dari 397 angka kematian yang dilaporkan, 94 persen di antaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut. Namun, rapelan angka kematian dari bulan Juli sebanyak 57 persen dan bulan Juni dan sebelumnya sebanyak 37 persen.
”Kemudian, 6 persen sisanya merupakan rekapitulasi kematian di pekan pertama bulan Agustus,” jelas Panji. (rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: