Terdampak PPKM, Banyak RM di Ciamis Bangkrut

Terdampak PPKM, Banyak RM di Ciamis Bangkrut

radartasik.com, CIAMIS — Kondisi pandemi Covid-19 membuat perekonomian lumpuh, termasuk di Kabupaten Ciamis. Banyak rumah makan yang terpaksa gulung tikar karena tidak bisa bertahan, apalagi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membatasi operasional rumah makan.


Pantauan Radar, beberapa rumah makan di Jalan Raya Cihaurbeuti banyak yang tutup. Sementara yang buka pun terlihat sangat sepi, Senin (2/8/2021). Salah satunya Rumah Makan UJU yang terpaksa tutup karena sudah tidak ada pembeli dengan diberlakukannya PPKM.

Pemilik Rumah Makan (RM) UJU, Asep Silahudin (45) mengatakan, rumah makannya sekarang gulung tikar karena kondisinya sudah tak lagi mendukung untuk bertahan, apalagi di tengah pandemi seperti ini. “Kalau rumah makannya sudah tidak buka, tapi bangunannya sekarang digunakan untuk bakso dan minuman,” ujar dia kepada Radar, kemarin.

Menurut dia, Rumah Makan UJU ini sudah berdiri enam tahun. Namun, semakin ke sini terus sepi, khususnya ketika pandemi melanda dan diterapkannya PPKM. “Tutupnya rumah makan jelas berdampak ke pasar, karena yang belanja bahan makanan menjadi berkurang,” ujar dia.

Menurut dia, ditutupnya rumah makan ini jelas menjadi sebuah kerugian. Pasalnya, ketika awal berdiri mengeluarkan modal sebesar Rp 1 miliar. Kemudian para pekerja yang jumlahnya 14 orang terpaksa diberhentikan.

Saat ini, kata dia, bisnisnya sudah beralih dan tidak lagi di bidang kuliner. Karena dengan kondisi sekarang sangat tidak masuk akal, sehingga wajar banyak rumah makan yang gulung tikar. “Sekarang saya bisnis dan mengelola biro perjalanan,” ujarnya, menjelaskan.

Menurut dia, ketika diberlakukan PPKM harusnya lebih fleksibel terhadap dunia usaha. Karena ketika satu ditutup akan berdampak terhadap aspek lainnya, karena ada efek domino.

Sebelumnya, Dudung Niamal Rohman (46), salah satu pemilik Rumah Makan Warung Kejo di Jalan Raya Cihaurbeuti mengaku dampak PPKM ini sangat menyengsarakan, khususnya para pelaku usaha rumah makan. “Saya sempat tutup hampir semingguan lebih karena saking sepinya. Pendapatan pun menurun hampir 70 persen karena PPKM ini,” ujarnya kepada Radar, Minggu (1/8/2021). (isr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: