Kematian Pasien Covid-19 di Pangandaran Masih Tinggi

Kematian Pasien Covid-19 di Pangandaran Masih Tinggi

radartasik.com, PANGANDARAN — Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata menyebut jumlah kematian akibat Covid-19 masih tergolong tinggi. Namun angka kesembuhan mengalami peningkatan.


Jeje mengatakan saat ini angka kematian akibat Covid-19 mencapai 3,38 persen. Lebih 0,38 dari target World Health Organization (WHO). ”Sementara angka kesembuhan di kita itu mencapai 93,2 persen atau melebihi target 83 persen,” ungkapnya kepada wartawan Senin (2/8/2021).

Dengan tingginya angka kematian, Jeje sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk evaluasi atau perbaikan-perbaikan. ”Ada pengalaman yang sangat menyedihkan, saat oksigen kita habis itu ada 11 orang yang meninggal dunia,” jelasnya.

Untuk itu, ketersediaan oksigen sangat penting. Sehingga ia turun tangan untuk melakukan komunikasi terkait ketersediaan oksigen. ”Sedikit berjalan tapi kita sekarang juga sedang khawatir karena ketersediaan oksigen mulai menipis lagi,” katanya.

Jalan keluarnya, kata Jeje, pihaknya akan membeli oksigen generator, dimana alat tersebut bisa memproduksi oksigen sendiri. ”Sehingga kita tidak tergantung lagi pada pasokan oksigen, harganya memang cukup mahal sekitar Rp 5 miliar,” ucapnya.

Selain itu, Jeje mengatakan masyarakat yang sudah merasakan gejala Covid-19 seperti sakit tenggorokan, pegal-pegal, demam dan gejala umum lainnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter. ”Intinya jangan sampai terlambat dirawat. Asumsi takut di-Covid-kan itu menyesatkan, banyak yang terlambat ditangani hanya gara-gara itu,” ujarnya.

Salah seorang dokter spesialis penyakit dalam RSUD Pandega Erisanti mengatakan salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat Covid-19 disebabkan pasien yang terlambat mendapatkan perawatan medis. Mereka berobat sudah dalam kondisi parah.

Menurutnya banyak masyarakat yang enggan langsung berobat saat gejala awal, karena takut. ”Kalau memang bukan karena Covid-19, kami tidak akan meng-covid-kan,” ucapnya.

Menurut dia, pasien biasanya baru mau menjalani pengobatan ketika virus sudah menyerang fungsi paru-paru dan masuk ke fase critical. ”Di fase ini pasien harus mendapat perawatan medis, karena oksigen yang masuk paru-paru sudah terganggu. Oksigen yang masuk ke dalam tubuh paling hanya 70 persen,” jelasnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: