Angka Kematian Pasien Covid-19 di Garut Tertinggi di Jabar
Reporter:
andriansyah|
Sabtu 31-07-2021,11:00 WIB
radartasik.com, TAROGONG KIDUL — Angka kematian pasien positif Covid-19 di Kabupaten Garut tercatat paling tinggi di Jawa Barat. Berdasarkan Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 (Pikobar) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, selama pandemi hingga Kamis (29/7/2021) tercatat ada 1.108 pasien positif Covid-19 meninggal dunia.
“Iya betul angka kematian sangat tinggi. Dari 23.213 kasus yang positif, 1.108 orang atau 4,7 persen di antaranya meninggal dunia,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surachman kepada wartawan, Jumat (30/7/2021).
Asep menerangkan kasus kematian pasien positif Covid-19 mengalami kenaikan saat terjadi lonjakan pada Juni 2021. Di tersebut sekitar 30 persen kasus kematian terjadi di Kabupaten Garut. “Pada bulan Juni terjadi outbreak, otomatis ini sangat berdampak kepada tingkat kematian,” ujarnya.
Pada saat lonjakan kasus terjadi, kata dia, mengakibatkan keterisian rumah sakit tinggi dan kebutuhan tempat tidur pasien juga meningkat. “Saat itu rumah sakit penuh, sehingga penanganan pasien positif Covid terhambat,” ujarnya.
Saat kondisi itu, lanjut dia, banyak pasien Covid-19 di puskesmas atau di rumah yang harus dirujuk ke rumah sakit masuk sebagai daftar tunggu. Mereka baru bisa dirujuk setelah dua atau tiga hari kemudian.
Di sisi lain, kondisi pasien tersebut juga semakin memburuk. Alhasil, mereka masuk ke rumah sakit dalam kondisi yang sudah buruk. “Jadinya terjadi kematian yang cukup besar,” terangnya.
Selain faktor lonjakan kasus, terdapat juga masalah keterambatan deteksi. Keterlambatan itu bermula dari pemahaman masyarakat tertang Covid-19 yang relatif masih rendah.
Asep mengatakan banyak masyarakat yang merasakan gejala Covid-19, tapi dianggap sebagai penyakit flu biasa. Ketika mereka memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes), kondisinya sudah buruk. “Rata-rata mereka anggap hanya meriang biasa, ternyata terus memburuk baru mengakses faskes,” paparnya.
Terakhir, faktor yang membuat tingkat kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Garut tinggi adalah keterbatasan alat kesehatan (alkes). Terutama ventilator. “Ini kemungkinan menjadi faktor penyebab kematian tinggi,” ujarnya.
Ia mengakui ketersediaan alkes di Kabupaten Garut masih minim. Artinya, kelengkapan yang ada tak bisa dibandingkan dengan di daerah lain.
“Di Bekasi atau Bandung misalnya, faskes dan alkesnya sudah mumpuni. Sementara di Garut terbatas. Semua tertumpu ke RSUD,” kata dia.
Meski begitu, Asep menilai angka kasus dan kematian yang tinggi menjadi tanda bahwa tim survailans di Kabupaten Garut berjalan maksimal. Ia menegaskan timnya melaporkan kasus apa adanya secara transparan.
Timnya juga terus berupaya menekan angka penularan dan kematian akibat Covid-19. Salah satunya dengan melakukan penanganan di hulu. (yna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: