radartasik.com, TASIK - Pedagang merasa keberatan jika pemerintah memperpanjang Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga akhir Juli. Sebab penghasilan para pedagang ini berkurang drastis.
Salah seorang pedagang sembako Pasar Cikurubuk Beti (45) menyampaikan, kondisi yang sangat berat ketika PPKM Darurat diperpanjang, sembako yang ia jual kurang laku.
“Itu karena pengaruh dari pedagang langganan libur berjualan dan hajatan pun kini sepi. Efeknya penghasilannya turun lebih dari 50 persen,” katanya kepada Radar, Minggu (18/7/2021).
Dengan sepinya pembeli, lanjut ia, kini modalnya tertahan di bahan sembako yang masih banyak. Akibatnya untuk memutarkan modal menjadi mandek.
“Sebelum PPKM 30 dus minyak sayur habis terjual selama seminggu. Namun ketika PPKM stoknya belum habis dan sudah lebih jatuh tempo belum bisa bayar,” ujarnya.
Lalu, persediaan kacang tanah 1 ton yang biasanya habis untuk satu minggu, kini selama dua minggu belum habis. “Dengan begitu saya berharap Covid-19 segara lenyap dan PPKM cepat berakhir, sehingga bisa berjualan normal lagi,” katanya.
Pedagang tahu gejrot, Apun (42) mengakui berjualan saat PPKM Darurat lebih sulit. Biasanya 110 biji tahu terjual kini hanya setengahnya. “Semenjak PPKM Darurat malah susah karena pembeli berkurang,” ujarnya.
Pengaruhnya pada penghasilan, kata Apun, sebab sebelum PPKM Darurat ia bisa dapat Rp 50.000 bersih, masih lumayan bisa untuk jajan anak, namun adanya PPKM Darurat bersihnya Rp 30.000 saja. “Tapi tetap saya syukuri, daripada tidak mendapatkan penghasilan sama sekali,” katanya.
Namun ketika terus diperpanjang PPKM Darurat, ia tidak menjamin bisa bertahan. Sebab beban hidup yang harus ia topang ada 3 anak dan istri. “Kalau mengandalkan usaha tidak sanggup,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia meminta pemerintah harus memberikan bantuan makanan dan lainnya. Dengan begitu bisa terjamin selama PPKM Darurat ini.
“Yang penting pemerintah menanggung risiko kebutuhan keluarganya. Dengan memberi bantuan makan kebutuhan lainnya,” katanya.
Pedagang mie ayam Adul (52) menjelaskan, perbedaan sebelum dan berjalannya PPKM Darurat sangat drastis. Biasanya bisa menjual 150 porsi, sedangkan kini hanya 20 porsi saja per hari.
“Minggu sore (pukul 15.30, Red) sebelum PPKM biasa sudah habis dan sudah beres-beres. Namun semenjak PPKM masih sisa banyak,” ujarnya. Oleh karenanya, ia ingin PPKM Darurat segera berakhir. “Bukan malah diperpanjang,” katanya.
(riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News