Pemadaman Lampu tak Efektif Tekan Mobilitas Warga Kota Tasik
Reporter:
syindi|
Selasa 13-07-2021,13:30 WIB
radartasik.com, CIPEDES — Berjalannya pekan kedua pelaksanaAan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Satgas Covid-19 Kota Tasikmalaya belum berencana mengevaluasi penyekatan sejumlah ruas jalan.
Padahal, pemerintah pusat telah mengevaluasi, kondisi Kota Resik pada pekan pertama pelaksanaan pembatasan tersebut, belum membuahkan dampak signifikan dari sisi penekanan mobilitas masyarakat.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tasikmalaya H Aay Zaini Dahlan ATD menjelaskan pihaknya sudah berupaya melakukan beragam pengaturan. Mulai dari penyekatan jalan di pusat kota khususnya HZ Mustofa, Simpang Alun-alun, Jalan dr Soekardjo sampai Sport Center Dadaha dan titik keramaian lainnya.
Termasuk, memadamkan sejumlah Penerangan Jalan Umum (PJU) di ruas jalan sibuk lalu lalang kendaraan. ”Kita ketahui lampu sudah kita matikan, malam PJU di ruas-ruas jalan kita set untuk mati di jam tertentu secara otomatis. Jalan tertentu sudah dilakukan penyekatan,” kata Aay kepada Radar, Senin (12/7/2021).
Dia menjelaskan lampu PJU di Jalur Nasional, Provinsi dan Pusat keramaian kota mulai menyala saat petang saja. Sekitar pukul 18.00 sampai 20.00. Kemudian menyala kembali secara otomatis pada pukul 04.00 sampai 06.00 pagi.
“Kita memang beberapa kali menerima komplain, pengguna jalan keluhkan PJU mati malam hari. Ini memang upaya menekan mobilitas, namun beberapa pihak masih saja beraktivitas seiring jasa usaha dan toko-toko esensial serta krusial tutup di jam tersebut,” ceritanya.
Dia mengakui hasil evaluasi pusat selama satu pekan terakhir, penekanan mobilitas masyarakat hanya di kisaran 10 -20 persen. Menempatkan Kota Resik tetap di titik merah penekanan mobilisasi penduduk se-Jawa Barat. Dimana beberapa daerah lain sudah menempati titik kuning dengan pengurangan mobilitas sekitar 30 persen.
”Pemerintah pusat memiliki asumsi dan analisa ketika mobilitas masyarakat bisa ditekan secara signifikan, bakal berbanding lurus dengan pengurangan risiko paparan Covid-19 di tengah masyarakat,” kata Aay.
“Namun, kita juga sudah berupaya semaksimal mungkin. Meski di sisi lain sejumlah petugas kami yang melakukan penyekatan belum terima honorarium atas tugasnya tersebut,” sambung dia mengeluhkan.
Dia menjelaskan meski masih dinilai rendah menekan mobilitas, skema penyekatan tetap dilakukan di pusat perkitaan. Kemudian menyiagakan personel di perbatasan kota, mulai Karangresik, Indihiang dan Bojong Jengkol.
“Mau gimana lagi memang, ini memang traffic di luar saja ramai. Kita juga memahami masyarakat akan merayakan Idul Adha otomatis kebutuhan meningkat dan berimbas ke aktivitas usaha, tapi ini demi upaya bersama menekan penyebaran kasus bertambah terus,” papar Aay.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Tasikmalaya Gumilar menganalisa traffic yang masih tinggi didominasi pekerjaan logistik dan sejumlah kegiatan masih berjalan. Menurut dia, sangat logis ketika arus kendaraan ring luar pusat kota, tetap padat dan ramai.
“Prediksi saya mah, kota ini kota dagang dan industri, sektor jasa sangat dominan dibanding agrikultur. Maka arus lalin terus bergulir, di samping kita daerah perlintasan antara daerah penyangga sekitarnya,” analisis Gumilar.
Di sisi lain, sejumlah pekerja yang mencari nafkah di Kota Tasikmalaya berasal dari luar daerah. Bukan hanya warga dalam kota, otomatis ketika kegiatan esensial dan kritikal berjalan, masih terjadi arus keluar masuk kendaraan masyarakat.
”Logika-nya ketika tempat merek bekerja dan berusaha masih dibuka, memang penyekatan hanya menghentikan beberapa ruas jalan dan titik keramaian saja,” tuturnya. (igi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: