Dosen UGM Kembangkan Alat Bantu Produksi Oksigen

Dosen UGM Kembangkan Alat Bantu Produksi Oksigen

Radartasik.com, JAKARTA — Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dr Jayan Sentanuhady dan Eka Firmansyah, PhD, menggagas pengembangan alat bantu produksi oksigen untuk skala bangsal rumah sakit.

”Alat ini nanti diharapkan bisa membantu pasien di rumah-rumah sakit yang sedang membutuhkan oksigen,” ujar Jayan pada laman resmi UGM, Jumat (09/07/2021).

Namun, menurut dia, Alat yang akan dikembangkan bukan untuk skala kecil atau perseorangan tetapi untuk 5-6 orang sekaligus dalam satu bangsal.

Dia menjelaskan ada beberapa cara untuk membuat oksigen. Salah satu paling bagus selama ini adalah teknik cryogenic.

Teknik ini melalui proses panjang dengan pendinginan ekstrem. Dengan teknik cryogenic bisa dihasilkan kemurnian oksigen hingga 99 persen. Cuma teknik ini sulit dan mahal.

Teknik lain yang lebih murah dan sederhana dari teknik cryogenic adalah dengan teknik pressure swing adsorption (PSA).

Tetapi, teknik PSA ini hanya mampu menghasilkan kemurnian oksigen dengan hingga 96 persen. Itu pun dengan flow rate yang rendah.

”Inilah salah satu kelemahan sistem PSA, kemurnian oksigen sangat dipengaruhi oleh flow rate,” ungkap Jayan.

Apakah oksigen hasil Teknik PSA yang dikembangkan UGM sama dengan oksigen medis atau industri?

Jayan menjelaskan oksigen hasil dari PSA dan teknik lain akan sama. Proses dan teknik pembuatan yang digunakan hanya memengaruhi kemurnian.

Oksigen medis dan non-medis hanya dibedakan alat-alat yang digunakan dalam proses. Misalnya, kalau kompresornya tidak oil free, maka akan masuk klasifikasi oksigen industri hasil dari proses tersebut.

Bahkan, kata dia, oksigen dengan teknik PSA saat ini sudah dijual di pasaran untuk perseorangan dengan harga relatif murah.

Hanya saja, ia menandaskan, yang akan dikembangkan ini bukan untuk perseorangan tetapi yang kapasitasnya lebih besar lagi.

Jayan menjelaskan teknik PSA lebih murah karena prosesnya lebih sederhana dan hanya butuh kompresi dan adsorpsi serta tekanannya yang diubah-ubah atau dibolak-balik.

Meski harga murah dan simpel, teknik ini mendapat tingkat kemurnian oksigen yang sudah cukup bagi kebutuhan pasien.

”PSA kan hanya 95 tingkat kemurniannya, tapi 95 itu sudah cukup bagi pasien. Kan kalau kita sakit, dokter tidak akan memberikan 95 persen oksigen itu ke kita, tetapi pasti diencerkan dengan udara sampai persentase oksigen yang dibutuhkan pasien,” paparnya.

Ia mengakui untuk membuat alat bantu oksigen ini tidak semulus yang dibayangkan. Salah satu kendala yang dihadapi yaitu alat bantu ini untuk pernafasan manusia, maka harus melalui medical grade. (lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: