Pasangan Lansia Warga Rajapolah Meninggal, Keluarga Korban Kecewa pada Satgas

Pasangan Lansia Warga Rajapolah Meninggal, Keluarga Korban Kecewa pada Satgas

RADARTASIK.COM, RAJAPOLAH — Engkus (68), warga Kampung Cirangkong Desa Dawagung Kecamatan Rajapolah menghembuskan nafas terakhirnya setelah terpapar Covid-19, Senin (5/7/2021).


Di tengah kabar duka ini, Rina Mulyani yang merupakan anak pertama Engkus mengaku kecewa karena tidak ada perhatian sama sekali dari RT, RW, pemerintah desa dan Satgas Covid-19 Kecamatan Rajapolah.

Padahal, kata dia, sudah laporan terkait kondisi ayahnya dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. “Sampai tadi pagi (kemarin) mau meminjam mobil ambulans ke Puskesmas Rajapolah, namun malah banyak alasan,” kata dia.

“Saya sakit hati, tidak ada perhatian sama sekali. Mau pinjam mobil juga susah, sampai nyawa bapak tidak tertolong. Padahal dari pukul 05.30 WIB sudah meminta tolong untuk membawa bapak ke rumah sakit,” ujarnya saat dihubungi Radar, Senin (5/7/2021).

Kata Rina, keluarga sudah menghubungi Puskesmas Rajapolah dari Senin pagi, namun tidak kunjung datang untuk membawa ke rumah sakit.

“Sampai-sampai suami menyusul ke puskesmas. Namun, ketika sudah tiba di lokasi pihak puskesmas tetap banyak alasan, banyak prosedur, padahal ini sudah sangat darurat,” kata dia, menjelaskan.

Pada situasi panik, kata dia, adiknya mencoba meminjam mobil ambulans Puskesmas Jamanis. Bersyukur, mobil ambulans ada dan bisa dipinjam untuk membawa ayahnya ke rumah sakit. “Namun, sayangnya saat ambulans dari Jamanis sampai di rumah saya, bapak sudah meninggal dunia sekitar pukul 08.00 WIB,” ujarnya.

Baca juga : Pasangan Lansia Warga Rajapolah Meninggal, Begini Kata Kepala Puskesmas

Padahal, kata dia, kondisi ayahnya sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya. Hanya, Senin ini menjadi kurang semangat karena oleh keluarganya merasa dijauhi. Kemudian, dari RT, punduh dan yang lainnya tidak datang pada saat ibu meninggal. Sehingga pikirannya merasa terpukul sekali dengan kondisi seperti ini.

“Sehari ini (kemarin) kondisi bapak menjadi down hingga stres. Padahal, Covid-19 ini harusnya diberi dukungan. Kami sangat menyayangkan mulai RT dan warga malah takut. Meskinya bukan dijauhi penyakit seperti ini, harusnya diberi dorongan dan motivasi agar semangat,” kata dia.

“Sudah dimakamkan di pemakaman umum. Lokasinya di Kampung Cirangkong tepat berdampingan dengan makam ibu yang telah meninggal dunia beberapa hari lalu,” ujarnya.

Rina menjelaskan, ibunya yang bernama Tati Herawati (61) telah lebih dulu meninggal pada Sabtu (3/7/2021). Sebelumnya sempat dirawat di RS TMC pada Kamis (1/7/2021) malam.

“Memang ibu mengidap penyakit bawaan, diabetes dan bapak penyakit lambung. Dari dulu sudah kronis. Saya sudah laporan ke RW dan Satgas Covid-19, tapi malah disarankan lebih baik isolasi mandiri. Padahal jelas ada gejala dan penyakit bawaan,” kata dia.

“Tapi kan seharusnya ada yang datang juga melihat, memberikan penjelasan atau seperti apa langkah yang terbaik.Namun, ini malah dibiarkan, bahkan tadi RT juga diberitahu tidak kunjung datang,” ucapnya.

Nurman, suami dari Rina menyebutkan ketika ibu mertuanya dirawat di TMC sempat mendatangi Puskesmas Rajapolah untuk meminta bantuan perhatian terhadap kedua mertuanya yang terpapar Covid-19.

“Saya meminta penanagannya oleh petugas Satgas Covid-19 agar bisa pindah dirawat di Puskesmas Rajapolah. Namun, petugas menyarankan agar isolasi mandiri. Padahal di rumah itu, ada anak-anak dan istri. Kebetulan ada adik ipar, namun bukan Satgas Covid-19, melainkan bidan desa. Saat ini adik ipar saya juga terpapar Covid-19 karena mengurus ibu dan bapak,” ujar dia.

“Pagi tadi saya langsung datang ke puskesmas dan meminta nomor kepala puskesmas. Saya berbicara baik-baik meminta tolong, karena kondisi orang tua sudah drop dan meminta tolong untuk di antar ke rumah sakit. Padahal itu saja, minta antar ke rumah sakit, tapi bilangnya prosedurnya harus ini itu. Saya juga mengerti, karena saya bekerja di pemerintahan,” kata dia.

Kemudian, tambah dia, seharusnya situasi dan kondisi pasien yang harusnya dilihat seperti apa dan bagaimana. “Jika kondisinya masih bagus ya tidak apa-apa, tapi kalau sudah parah seperti ini masa mementingkan pemakaman,” ujarnya.

“Akhirnya bantuan yang datang itu dari Puskesmas Jamanis. Namun, ketika ambulans datang bapak mertua sudah meninggal dan tidak sempat mendapatkan perawatan,” ucapnya, menambahkan.

Kepala Desa Dawagung Kecamatan Rajapolah Ma'mur mengatakan, sejauh ini pihaknya selalu memperhatikan warganya yang sedang isolasi mandiri. “Ketika ada yang meninggal akibat Covid-19, kita urus sampai dengan tuntas. Hanya saja untuk yang tadi masalah mobil, memang kebetulan sedang digunakan,” ucapnya. (obi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: