Pembangunan di Kabupaten Tasik Dinilai Berjalan di Tempat

Pembangunan di Kabupaten Tasik Dinilai Berjalan di Tempat

RADARTASIK.COM, SINGAPARNA — Pengamat politik, sosoial dan pemerintahan Tasikmalaya Asep M Tamam menilai kritikan yang muncul ke DPRD terkait belum maksimalnya kinerja disebabkan terlalu mesrannya legislatif dan eksekutif. Sehingga tuga pokok dan fungsinya tidak bisa berjalan efektif.


Kata dia, dalam dua tahun ini belum terlihat kemajuan pembangunan signifikan di Kabupaten Tasikmalaya, termasuk sejak Bupati Tasikmalaya dilantik.

“Terlihat masih jalan di tempat, wajah lahir batin Kabupaten Tasikmalaya sepertinya masih belum terlihat. Hal ini tidak terlepas dari peran DPRD, kalau ada kekurangan bisa lebih mendorong ke eksekutif,” ujarnya, menjelaskan.

Menurut Asep, peran DPRD saat ini juga tidak terlepas dari partai yang terbanyak memiliki kursi yakni Gerindra. Walaupun memang sulit mengukur kinerja DPRD secara keseluruhan.

Artinya, kata dia, masyarakat butuh bukti lebih dari anggota dewan Gerindra sebagai pemenang di Pileg Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah raihan kursi terbanyak sembilan kursi.

“Permasalahan di masyarakat DPRD harus tahu dan melihat ke lapangan, baik infrastruktur dan bidang lainnya. Wajah Kabupaten Tasikmalaya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan,” ujarnya.

Menurut dia, untuk anggota dewan Gerindra memang belum melihat hasil dan bukti kerjanya yang signifikan. Setidaknya, Gerindra mendorong bupati untuk melakukan perbaikan seperti mengisi kekosongan jabatan di SKPD.

“Tentu tahun 2024, dalam mempertahankan dan menaikkan suara, butuh kerja dan kinerja lebih dari Gerindra, kalau mau bertahan dan meningkat raihan kursinya,” ujarnya, menjelaskan.

“Jangan ada kesan menjadi partai pemenang dengan kebetulan. Gerindra harus bekerja keras agar kemenangan di 2019 itu tidak ada kesan menang kebetulan. Apalagi antara eksekutif dan legislatif saat ini, periode kepemimpinan DPRD oleh Gerindra, terlihat lebih mesra,” katanya.

Lanjut dia, DPRD butuh sekali-kali memperlihatkan sisi kritisnya. Eksekutif dan legislatif jangan terlalu mesra, jika terlalu mesra daya kritis kepada eksekutif menjadi lemah dan ini menjadi tidak bagus. “Harus ada gebrakan kritis dari legislatif kepada eksekutif,” tambah dia. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: