Menjadi Guru Responsif Budaya: Belajar dari Tantangan dan Transformasi

Menjadi Guru Responsif Budaya: Belajar dari Tantangan dan Transformasi

Abdullah Mufti Nurhabib, M.Pd.I., Pendidik di SMPIT Daarul Anba Kota Tasikmalaya. istimewa for radartasik.com--

BACA JUGA:Ingin Modal Usaha Cepat Cair? Cek Skema Tabel KUR Mandiri 2025 dengan Cicilan Rp 1 Juta Tenor Hingga 60 Bulan

Sumber belajar kontekstual terbatas, membuat guru perlu berkreasi lebih.

Membangun kepercayaan dan relasi lintas budaya memerlukan waktu dan kesabaran.

Tantangan-tantangan ini bukan untuk membuat guru menyerah, melainkan menjadi pintu bagi refleksi dan pertumbuhan profesional yang lebih dalam.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah: 

BACA JUGA:Cari Modal Usaha Cepat Cair? Cek Skema Tabel KUR BNI 2025 dengan Cicilan Rp 1 Juta Tenor Hingga 60 Bulan

Pertama, mengenal murid secara utuh.

Guru perlu mengenal murid bukan hanya dari nilai rapor, tetapi dari cerita hidupnya. 

Melalui cultural mapping, obrolan ringan, atau jurnal refleksi siswa, guru dapat memahami kebiasaan, bahasa, dan nilai-nilai yang dipegang keluarga mereka. 

Dari sinilah rasa saling percaya tumbuh. Guru juga belajar bahwa mengenal budaya siswa bukan sekadar data, tapi jembatan untuk memahami cara mereka memaknai pelajaran.

BACA JUGA:Simak Tabel Angsuran KUR BSI 2025 Plafon Rp 100 Juta, Pinjaman Syariah untuk UMKM Sesuai Prinsip Islam

Kedua, meningkatkan literasi budaya guru.

Guru pun perlu belajar terus-menerus. 

Mengikuti pelatihan lintas budaya, berdiskusi dengan rekan sejawat, dan membuka dialog dengan orang tua dapat memperluas wawasan tentang cara pandang siswa. 

Ketika guru membuka ruang dialog dengan orang tua murid, dia akan menemukan nilai-nilai lokal yang ternyata bisa dijadikan contoh dalam pelajaran.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: