Polisi Telusuri Dugaan Kerusakan Konstruksi pada Gazebo Unsil Tasikmalaya yang Mendadak Ambruk

Polisi Telusuri Dugaan Kerusakan Konstruksi pada Gazebo Unsil Tasikmalaya yang Mendadak Ambruk

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra. rezza rizaldi / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Penyelidikan terhadap ambruknya atap gazebo di lingkungan Pascasarjana FKIP Universitas Siliwangi (Unsil) TASIKMALAYA, Minggu 16 November 2025 siang, kini memasuki tahap pengumpulan data teknis oleh kepolisian. 

Insiden yang menyebabkan belasan mahasiswa terluka itu diduga berkaitan dengan kondisi konstruksi bangunan, namun polisi belum mengambil kesimpulan awal.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, mengungkapkan bahwa pihaknya bergerak cepat begitu menerima laporan mengenai robohnya atap gazebo yang sedang digunakan mahasiswa untuk beraktivitas.

Menurutnya, tim identifikasi langsung turun ke lapangan untuk memastikan kondisi faktual bangunan sebelum dan setelah kejadian.

BACA JUGA:Lebih Dekat dengan Ketua Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, Kiprah dan Keteladanan H Ayi Mubarok

“Begitu laporan masuk, petugas langsung melakukan olah TKP. Kami perlu memastikan struktur yang rubuh, titik awal kerusakan, dan kemungkinan faktor pemicu lainnya,” ujar Herman kepada wartawan, Minggu malam.

Pada proses awal pemeriksaan, polisi mengamati sejumlah bagian konstruksi gazebo yang tampak mengalami kerusakan cukup parah. 

Selain mengumpulkan serpihan material, tim penyelidik juga mendokumentasikan kondisi pondasi, rangka atap, hingga sambungan-sambungan bangunan yang diduga turut berperan dalam terjadinya insiden.

Herman menyebut, selain olah TKP, pihaknya mulai meminta keterangan dari para saksi, termasuk mahasiswa yang berada di lokasi saat bangunan ambruk maupun pihak kampus yang mengetahui riwayat pemeliharaan gazebo tersebut.

BACA JUGA:Jambore Bank Sampah 2025 di Pangandaran, Ratusan Pegiat Lingkungan Padati Pantai Barat

“Keterangan saksi sangat penting untuk mengetahui apakah sebelumnya sempat terlihat tanda-tanda keretakan atau keluhan dari pengguna. Semua informasi akan kami padukan dengan temuan teknis di lapangan,” bebernya.

Ia menegaskan bahwa proses penyelidikan tidak hanya fokus pada faktor teknis bangunan, namun juga kemungkinan lain seperti kelalaian dalam perawatan hingga potensi kesalahan perancangan.

“Penyelidikan kami mencakup berbagai kemungkinan. Apakah ini murni kecelakaan konstruksi, ada unsur kelalaian, atau ada penyebab lain semuanya masih kami dalami,” tambah Herman.

Pihak kepolisian memastikan penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh karena menyangkut keselamatan sivitas akademika. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait