Anggaran Terus Diperketat, Pemkot Tasikmalaya Fokus pada Program Prioritas yang Efektif dan Efisien

Anggaran Terus Diperketat, Pemkot Tasikmalaya Fokus pada Program Prioritas yang Efektif dan Efisien

Ilustrasi anggaran daerah diperketat karena efisiensi dan harus efisien. istimewa for radartasik.com --

BACA JUGA:Dari Api Kompor ke Senyum Siswa, Cerita Para Juru Masak MBG di Kota Tasikmalaya

- Tasik Pintar: Meningkatkan akses pendidikan dan kualitas sumber daya manusia melalui program pembelajaran yang inovatif. 

- Tasik Sehat (Gemas): Mengedepankan kesehatan masyarakat dengan promosi gaya hidup sehat, penguatan fasilitas kesehatan, dan program pencegahan penyakit. 

- Tasik Pelayanan Prima (Pelaksana): Memperbaiki dan mempercepat layanan publik agar lebih efisien dan responsif. 

- Tasik Religius: Membangun masyarakat yang religius melalui program seperti On Kelurahan One Hafiz (program hafalan Alquran di kelurahan). 

BACA JUGA:Dari Letusan Merapi di Yogyakarta, Pembubaran Uni Swedia–Norwegia, hingga Lahirnya UU Patriot

- Tasik Nyaman: Bertujuan untuk menciptakan kenyamanan di lingkungan perkotaan. 

- Tasik Ekonomi Kreatif: Berfokus pada peningkatan ekonomi lokal melalui pengembangan UMKM dan sektor ekonomi kreatif (Pelak). 

- Tasik Infrastruktur dan Lingkungan: Melakukan pembangunan infrastruktur dan program yang berfokus pada lingkungan. 

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk tetap mendukung pembangunan di Kota Tasikmalaya meski kondisi fiskal provinsi juga sedang ketat. 

BACA JUGA:Klaim Saldo DANA Lewat Game Penghasil Uang Crazy Kitchen

Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Paripurna Istimewa memperingati Hari Jadi ke-24 Kota Tasikmalaya, Jumat 17 Oktober 2025.

Dedi mengungkapkan, Pemprov Jawa Barat kehilangan dana transfer daerah hingga Rp2,45 triliun. 

Meski begitu, ia memastikan langkah efisiensi besar-besaran akan dilakukan agar anggaran tetap berpihak pada kebutuhan masyarakat.

“Transfer daerah provinsi Jawa Barat leungit dua triliun 458 miliar. Tapi kuring boga tekad angka pembangunan kudu naék 50 persen tibatan kamari. Carana? Ku prihatin,” tegas Dedi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait