Perajin Batik Tasikmalaya Minta Dukungan Pemerintah, Hadapi Gempuran Batik Pabrikan

Perajin Batik Tasikmalaya Minta Dukungan Pemerintah, Hadapi Gempuran Batik Pabrikan

Pemilik Batik Agnesa di Kampung Ciroyom, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Hj Enok Sukaesih saat mencanting, Kamis 2 Oktober 2025. istimewa for radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Di balik perayaan Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober, perajin Batik tradisional di Kota TASIKMALAYA masih bergulat dengan tantangan berat. 

Hj Enok Sukaesih, pemilik Batik Agnesa di Kampung Ciroyom, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, mengungkapkan perajin kecil semakin terhimpit oleh persaingan batik pabrikan bermodal besar.

“Produksi kami manual, butuh ketelitian dan waktu lama. Sementara pabrikan bisa cepat dan murah. Tanpa dukungan pemerintah, kami sulit bertahan,” kata Hj Enok, Kamis 2 Oktober 2025.

Batik Agnesa yang berdiri sejak 1970-an awalnya hanya dipasarkan ke pedagang tradisional. 

BACA JUGA:Rotasi Mutasi ASN di Tasikmalaya Dinilai Tak Transparan

Seiring waktu, pasarnya berkembang ke kalangan menengah atas. 

Kini, usahanya mempekerjakan lebih dari 40 orang, sebagian besar warga sekitar. 

Namun, perkembangan itu tak menutupi fakta bahwa batik tradisional terus terdesak oleh produk massal.

Menurut Hj Enok, kebijakan pemerintah sangat penting untuk menjaga keberlangsungan batik tradisional. 

BACA JUGA:Capaian Imunisasi Zero Dose di Tasikmalaya Baru 64 Persen, Target Harus Tuntas Akhir Oktober

Dukungan bisa berupa promosi, pameran, hingga kebijakan berpihak seperti mewajibkan ASN, BUMN, dan perbankan mengenakan batik asli Tasikmalaya.

Ia juga menekankan pentingnya regenerasi.

Meski anak-anak muda mulai tertarik belajar membatik, keterampilan batik tulis rumit masih ia pegang sendiri. 

“Regenerasi adalah kunci agar batik Tasikmalaya tidak punah dan tetap bisa mengikuti perkembangan zaman,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait