Kekerasan Anak di Tasikmalaya Tinggi, Psikolog Ingatkan Peran Lingkungan dalam Pemulihan

Kekerasan Anak di Tasikmalaya Tinggi, Psikolog Ingatkan Peran Lingkungan dalam Pemulihan

Psikolog Rikha Surtika Dewi. ayu sabrina / radar tasikmalaya--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Lingkungan memiliki peran besar dalam mencegah maupun memulihkan anak korban kekerasan. 

Hal ini ditegaskan Psikolog Rikha Surtika Dewi menanggapi masih tingginya kasus kekerasan anak di Kota Tasikmalaya.

Menurutnya, perilaku, bahasa, bahkan candaan bernuansa seksual dalam lingkungan sekitar dapat mengikis batas kesadaran anak tentang apa yang pantas dan tidak pantas. 

Begitu pula dengan paparan kekerasan fisik yang sering ditontonkan di rumah atau masyarakat, lama-kelamaan dianggap normal oleh anak.

BACA JUGA:Hari Ini dalam Sejarah, Pengesahan UUD 1945 hingga Ratifikasi Hak Pilih Perempuan di AS

“Anak yang terbiasa melihat atau mendengar hal tersebut akan menganggapnya lumrah. Dampaknya berlaku pada anak laki-laki maupun perempuan,” jelas Rikha.

Rikha mengungkapkan, tidak semua anak menyadari dirinya mengalami trauma. 

Sebagian justru menganggap kejadian yang dialami wajar, dan trauma baru muncul ketika melihat reaksi orang-orang terdekat.

“Dalam beberapa kasus, dampak psikologis justru muncul setelah ada konfirmasi atau tanggapan dari keluarga, guru, atau lingkungan sekitar,” terangnya.

BACA JUGA:Apk Penghasil Uang Dompet Digital DANA Bisa Cuan Saldo Gratis

Untuk pemulihan, Rikha menekankan perlunya metode yang sesuai dengan karakter anak. Salah satunya melalui play therapy atau terapi bermain.

“Jenis permainan bisa disesuaikan dengan minat anak. Permainan feminin untuk anak perempuan, dan permainan maskulin seperti mobil-mobilan atau robot untuk anak laki-laki. Lewat permainan, anak bisa mengekspresikan emosi sekaligus memproses pengalaman traumatisnya,” katanya.

Rikha menambahkan, pemulihan tidak bisa dilakukan anak sendirian. Dukungan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah) menjadi kunci untuk menekan risiko kekerasan sekaligus mempercepat proses pemulihan korban.

“Lingkungan yang aman, ramah, dan suportif adalah benteng utama bagi anak. Pencegahan maupun pemulihan kekerasan tidak bisa lepas dari peran itu,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: