Pot Bugenvil Rp143 Juta di Trotoar Tasikmalaya Dikritik, Dinilai Asal Pasang dan Tak Sesuai Aturan

Pot Bugenvil Rp143 Juta di Trotoar Tasikmalaya Dikritik, Dinilai Asal Pasang dan Tak Sesuai Aturan

Pot Bugenvil terpasang di trotoar Taman Kota Tasikmalaya, Rabu 6 Agustus 2025. ayu sabrina / radar tasikmalaya--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Pemerintah Kota TASIKMALAYA memasang 97 pot bunga besar berisi Bugenvil di sepanjang trotoar Jalan dr Soekardjo hingga Jalan KHZ Mustafa. 

Program ini disebut sebagai bagian dari upaya mendukung penilaian Adipura, namun justru menuai kritik karena dianggap tidak tepat sasaran dan melanggar fungsi trotoar.

Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kota Tasikmalaya, Wiwin Nuraini, mengatakan pemasangan pot difokuskan mulai dari lampu merah Dokar hingga sekitar Masjid Agung. 

Harapannya, penataan ini bisa membuat pusat kota tampak lebih asri dan mendukung perolehan Adipura.

BACA JUGA:Pemuda di Tasikmalaya Tewas Jatuh dari Atap Ruko, Diduga Hendak Masuk Rumah Kakeknya

“Bugenvil dipilih karena tahan panas, tetap berbunga saat kemarau, dan warnanya cerah. Ini bisa membuat suasana kota lebih hidup,” ujarnya, Senin 4 Agustus 2025.

Namun, aktivis sosial Tasikmalaya, Fathurochman SPd Gr, menilai langkah tersebut keliru. 

Ia menyebut Pemkot lebih fokus pada tampilan fisik kota ketimbang menangani persoalan mendasar seperti pengelolaan sampah dan minimnya ruang terbuka hijau (RTH).

“Yang mendesak itu bukan pot, tapi penanganan sampah di TPA yang masih amburadul. Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan ajang pajangan pot,” tegasnya.

BACA JUGA:Kolaborasi Polsek dan Muspika Puspahiang Tasikmalaya Tanam Jagung Dukung Ketahanan Pangan Lokal

Fathurochman juga menyinggung bahwa penghargaan Adipura menilai aspek pengelolaan lingkungan perkotaan secara menyeluruh. 

Berdasarkan pedoman dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), indikator utama Adipura meliputi pengelolaan sampah, ketersediaan RTH, serta pengendalian pencemaran air dan udara.

“Kalau hanya mempercantik trotoar tanpa membenahi aspek lingkungan, itu artifisial. Ini cara pandang yang keliru,” ujarnya.

Fathurochman juga mengutip data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang mencatat luas RTH Kota Tasikmalaya pada 2024 hanya 0,14 persen dari total luas wilayah. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait