Sekolah Swasta di Kota Tasikmalaya Krisis Siswa, FKKS Minta Dukungan Nyata dari Pemerintah

Sekolah Swasta di Kota Tasikmalaya Krisis Siswa, FKKS Minta Dukungan Nyata dari Pemerintah

Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS) SMP Swasta se-Kota Tasikmalaya audiensi dengan Pemkot di DPRD Kota Tasikmalaya, Rabu 16 Juli 2025. rezza rizaldi / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Sekolah swasta di Kota Tasikmalaya menghadapi krisis jumlah siswa baru pasca-Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026. 

Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS) SMP Swasta meminta perhatian serius dari Pemerintah Kota Tasikmalaya dan DPRD untuk membantu meningkatkan daya saing dan keberlangsungan sekolah swasta.

Hal tersebut disampaikan dalam audiensi FKKS bersama DPRD dan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Rabu 16 Juli 2025, di Ruang Rapat Badan Anggaran DPRD.

“Dari 10.684 lulusan SD, hanya 6.489 siswa yang tertampung di sekolah negeri. Seharusnya 4.200-an siswa masuk ke swasta, tapi faktanya banyak sekolah swasta yang kekurangan murid. Jadi kemana mereka?,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi.

BACA JUGA:Kajari Cup 2025: Turnamen Catur Se-Priangan Timur Dorong Pembinaan Atlet dan Silaturahmi

Sekretaris FKKS SMP Swasta, Usep Muhajir, menyatakan pemerintah perlu hadir secara konkret dalam mendorong penguatan sekolah swasta, mulai dari promosi, pendampingan kelembagaan, hingga penyusunan regulasi yang adil.

“Kami bukan hanya ingin diakui, tapi juga didukung. Sekolah swasta bagian dari solusi pendidikan, tapi belum sepenuhnya diperhatikan dalam kebijakan,” ujarnya.

Selain krisis siswa, FKKS juga menyoroti kebijakan jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB yang mulai diuji coba di beberapa daerah oleh Pemprov Jawa Barat. 

Kebijakan ini dinilai justru dapat memperburuk kondisi sekolah swasta, khususnya yang berbasis keagamaan.

BACA JUGA:PSU Kritik Bupati Tasikmalaya soal Pencoretan 15 ASN Peserta PKA: Hak Prerogatif Bukan Kekuasaan Absolut

Kepala SMP Hidayatul Mutaqin Plus, Yeyen Munawar, mengungkapkan kekhawatiran bahwa jam masuk lebih pagi dapat mengganggu aktivitas TPA dan Madrasah Diniyah yang menjadi bagian dari ciri khas pendidikan Islam.

“Kalau jam masuk terlalu pagi, bagaimana nasib kegiatan keagamaan kami? Jangan sampai diterapkan tanpa kesiapan. Guru dan siswa juga perlu adaptasi,” tegasnya.

Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim, menekankan pentingnya peningkatan mutu sekolah swasta agar mampu bersaing dengan sekolah negeri dan madrasah.

“Mutu adalah kunci. Ada swasta yang mahal tapi muridnya penuh, ada yang murah tapi kosong. Artinya, yang dilihat masyarakat bukan hanya harga, tapi kualitas dan karakter,” ujar Aslim.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: