Pemprov Jabar Sebar 40 Dokter ke Pelosok Rentan Penyakit Menular
Dinkes Jabar bersama Unpad melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Dokter Desa di Gedung Sate, Kamis 31 Juli 2025.-Istimewa-
BANDUNG, RADARTASIK.COM – Bidang kesehatan di Jawa Barat masih membutuhkan perhatian ekstra. Terutama, di wilayah pelosok dengan kriteria desa miskin ekstrem dan masalah kesehatan.
Yang menjadi sorotan hari ini, penularan penyakit TBC, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan stunting, kasusnya masih tinggi. Penyebab di antaranya, minim informasi hingga fasilitas kesehatan.
Upaya menaggulangi, Pemprov Jabar bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Disiapkan sebanyak 40 dokter yang bakal disebar ke 40 desa di 18 kota/kabupaten di Jawa Barat.
Para tenaga medis dengan kualifikasi dokter umum, mereka akan ditempatkan di wilayah yang sulit terjangkau sarana transportasi.
BACA JUGA: Evakuasi Perahu Karam di Pantai Pamayangsari Tasikmalaya Terkendala Cuaca Ekstrem
BACA JUGA: Anggaran PJU Naik Turun, Lampu Jalan di Kota Tasikmalaya Tetap Banyak yang Mati
”Pemprov Jabar menggelontorkan anggaran Rp 2,16 miliar. Unpad menyiapkan tenaga dokter, kota kabupaten memenuhi fasilitas yang dibutuhkan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jabar Vini Adiani Dewi di sela-sela penandatangan perjanjian kerja sama (PKS) Program Dokter Desa di Gedung Sate, Kamis 31 Juli 2025.
Vini menjelaskan program dokter desa merupakan pendayagunaan tenaga dokter dalam bentuk penugasan khusus. Yakni, memberikan pelayanan kesehatan primer yang konvenensif, terjangkau dan berkualitas.
”Program dokter desa diharapkan dapat mempercepat penanganan desa bermasalah kesehatan dan mendekatkan akses kesehatan bagi masyarakat desa,” ujar Vini.
Adapun tujuan program ini, pertama upaya pencegahan dan infeksi dini. Kedua, menurunkan angka kesakitan penyakit menular potensial KLB. Ketiga, mempercepat penanganan penyakit dan kondisi gawat darurat serta tertatanya kasus penyakit potensial KLB.
BACA JUGA: Pemkot Tasikmalaya Mulai Siapkan Rencana Pengangkatan Non ASN Jadi PPPK Paruh Waktu
BACA JUGA: Aturan Jam Sekolah Baru di Kota Tasikmalaya Ditetapkan, TK Masuk 07.30, SD-SMP Mulai 07.00 WIB
Keempat, meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang program kesehatan di desa lokus. Kelima, meningkatnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat. Keenam, meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
”Kerja sama Pemprov, Unpad dan kota kabupaten, dimulai Agustus 2025. Diharapkan, berlanjut hingga 2029,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: