Fakta Menarik Candi Muaro Jambi, Candi Terluas dan Pusat Pendidikan di Zaman Kuno
Fakta Menarik Candi Muaro Jambi, Candi Terluas dan Pusat Pendidikan di Zaman Kuno. Ilustrasi--
BACA JUGA:Angka Kemiskinan Jawa Barat Turun 0,38 Persen pada September 2024, Anda Percaya?
3. Pusat Pendidikan Tertua Nusantara
Candi Muaro Jambi bukan hanya tempat peribadatan, tetapi juga merupakan pusat pendidikan agama Buddha yang penting di masa lalu.
Diperkirakan, candi ini berfungsi sebagai universitas terbesar di Nusantara pada zamannya.
Selama berabad-abad, candi ini menjadi tempat belajar bagi para bhiksu dari seluruh penjuru Asia.
Bahkan jadi pusat pendidikan dari berbagai bidang seperti filsafat, obat-obatan, seni, kedokteran, dan arsitektur.
BACA JUGA:7 Kursi Kosong Eselon II Pemerintah Kota Tasikmalaya Segera Diisi! Hasil Sentuhan Asep atau Viman?
I Tsing, seorang bhiksu terkenal dari Tiongkok, bahkan mencatat bahwa sebelum melanjutkan perjalanannya ke Nalanda di India, ia sempat singgah di Jambi untuk mempelajari bahasa Sansekerta.
4. Arsitektur yang Unik, Berbeda dari Candi Jawa
Salah satu hal yang membedakan Candi Muaro Jambi dari candi-candi lain di Pulau Jawa adalah bahan yang digunakan untuk membangun candi.
Berbeda dengan candi lainnya yang terbuat dari batu alam atau batu kali, Candi Muaro Jambi dibangun dengan menggunakan bata merah.
Relief-relief yang terpahat pada batu bata ini juga memiliki corak khas yang menunjukkan pengaruh budaya Buddha Tantrayana yang terkenal di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
BACA JUGA:Aktor Saif Ali Khan, Suami Kareena Kapoor Ditikam oleh Orang Tidak Dikenal
Selain itu, di kawasan Candi Muaro Jambi terdapat beberapa bukit buatan yang disebut Bukit Sengalo atau Bukit Perak.
Bukit ini diduga merupakan hasil karya manusia pada masa lalu dan menjadi salah satu situs arkeologi penting yang ditemukan di sana.
Barang-barang peninggalan seperti arca, gong perunggu, dan mantra Buddha yang ditulis di kertas emas juga ditemukan di sekitar bukit ini.
Candi-Candi yang Sudah Dipugar dan Bisa Dikunjungi
Meskipun sebagian besar candi di kompleks ini masih berupa gundukan tanah yang dikenal sebagai menapo, beberapa candi telah berhasil dipugar dan dapat dikunjungi oleh wisatawan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: