radartasik.com, BANJAR - Puluhan massa yang mengatasnamakan Aksi Reformasi Pemuda dan Mahasiswa (AKSIOMA) mendatangi kantor Kejaksaan Negeri Kota Banjar, Kamis (10/06/21).
Massa membawa keranda mayat sambil ditutupi kain berwarna putih. Dan terdapat tulisan "Koruptor = Mayit". "Jaksa bukan Mayat". #aksioma.
Kedatangan mereka menuntut penegakan hukum sampai pada proses peradilan. Dan menindak lanjuti kasus tindak pidana korupsi pengesahan APBD Gate 2017 dan kasus lainnya.
"Kedatangan kami, ingin penegak hukum kasus yang saat ini ditangani kejaksan terus berjalan. Karena kami melihat dari keprihatinan," kata Presiden Aksioma H Akhmad Dimyati kepada wartawan di lokasi.
Dia menjelaskan, penegakan hukum di daerah harus Gayung Bersambut diawali kasus KPK datang ke Kota Banjar. Dan saat ini kasus suap APBD gate 2017, harus segera naik ke tingkat penyidikan.
Diharapkan para penjahat atau koruptor tidak ada lagi di Kota Banjar. Karena tidak bagus dilihat oleh masyarakat, sehingga Kota Banjar bisa lebih baik lagi.
"Jika tidak sejalan, kurang atau belum maksimal, kami akan kembali dan menduduki kejaksaan," tegasnya.
Lanjut dia, pihaknya membawa keranda mayat sebagai simbol kematian bagi para koruptor dan jaksa bukan mayat. Dan harus menegakkan hukum yang seadil-adilnya.
"Jangan sampai penegakan hukum mati. Kita mendorong APH mengadili yang salah, bukan yang tidak salah," tegas pria yang murah senyum itu.
Kajari Negeri Kota Banjar, Ade Hermawan SH MH mengaku sedang melakukan penyelidikan kasus tindak pidana korupsi pengesahan APBD gate 2017.
"Kita sudah sampaikan, saat ini masih dalam proses penyelidikan. Kami sedang bekerja dan itu butuh waktu. Karena kasus korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa," jelasnya.
Diakuinya, Kejaksaan Negeri Kota Banjar sampai saat ini menangani kasus, APBD gate 2017 dan penggelapan PBB.
"Alat bukti sedang kami selidiki dan mencari alat bukti lainnya. Kami sangat apresiasi mereka mendorong kami bekerja. Dan kita ungkap secara transparan," ujarnya.
(anto sugiarto/radartasik.com)