BANJAR — Pemerintah Provinsi Jawa Barat selalu menggemborkan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) melalui sektor pariwisata. Namun, arahan itu tidak sejalan dengan kondisi keuangan di daerah dalam menata kawasan wisata.
Kepala Dinas Pemuda Pariwisata dan Olahraga Kota Banjar Dedi Suardi mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mendongkrak wisata yang berdampak terhadap PAD. Karena, anggaran untuk menunjang hal tersebut tidak ada sama sekali. “Tahun ini anggaran untuk itu (mendongkrak atau penataan wisata, Red) nol rupiah,” ujarnya kepada Radar, Senin (24/5/2021).
“Memang awalnya sudah kita usulkan untuk beberapa kegiatan wisata. Namun, karena masih pandemi, sehingga terkena refocusing. Makanya kita coba usulkan di APBD perubahan tahun ini,” ujarnya, menjelaskan.
Menurut dia, usulan Dinas Pariwisata pada anggaran perubahan lebih kepada melanjutkan kegiatan yang tertunda pada awal tahun ini. “Kita sedang menyusun usulan untuk kegiatan di perubahan. Mudah-mudahan bisa masuk di perubahan,” katanya.
Kata dia, untuk memajukan pariwisata di suatu daerah harus didukung oleh semua pihak, tidak hanya pemerintah daerah. Melainkan peran dari pihak swasta dan masyarakat pun sangat membantu untuk mendongkrak wisata.
“Kita juga sedang mengusulkan Raperda Pariwisata untuk mendukung kepariwisataan di Kota Banjar sebagai dasar untuk pemasukan PAD juga ke depannya,” kata dia.
Sekretaris Dinas Pemuda Pariwisata dan Olahraga Adeng Hendrawan menambahkan, pihaknya di APBD perubahan akan mengusulkan kegiatan di Wisata Lembah Pejamben dan Situ Leutik.
“Ada dua kegiatan yang diusulkan, pertama agro wisata di Pejamben. Itu berdasarkan usulan Karang Taruna sebagai pengelola di sana. Juga ada pengembangan wisata religi,” kata dia.
“Kota Banjar kan merupakan kota administratif yang secara geografisnya dibelah oleh Sungai Citanduy. Nah ini merupakan potensi besar yang harus dikembangkan dari sektor pariwisatanya. Salah satunya pembangunan wisata susur sungai,” katanya. (cep)
Kemudian, lanjut dia, usulan alokasi untuk pengembangan Wisata Situ Leutik. “Rencananya akan membuat multievent, seperti seni dan budaya dengan memberdayakayan potensi seni lokal. Selain itu ada sisi kulinernya di Situ Leutik. Kulinernya akan memberdayakan makanan khas seperti pais bebeong. Kemudian even olahraganya yakni dengan menggandeng komunitas sepeda yang saat ini sedang digemari,” ujar dia.
“Tiga elemen itu yakni seni, kuliner, dan olahraga. Ketiganya akan dipadukan di Situ Leutik untuk mendongkrak wisatanya,” kata dia, menambahkan.
Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana optimis Peraturan Daerah (Perda) Pariwisata yang kini masih tahap usulan itu bisa mendongkrak peningktakan PAD Kota Banjar. Sektor pariwisata bisa terus digali, karena potensi untuk pemasukan PAD sangat menjanjikan. Namun, dasar hukum untuk itu harus dilahirkan dulu.
“Kota Banjar infrastrukturnya sudah baik, bagus. Jalan-jalan kota hingga ke pelosok rata-rata sudah dihotmik. Kami pemerintah daerah memiliki pekerjaan rumah baru untuk menciptakan dunia pariwisata yang tujuannya bisa menambah PAD Kota Banjar,” katanya.
Ia menjelaskan, pembangunan tidak melulu harus pada infrastruktur jalan. Pembangunan juga bisa dikaitkan untuk memaksimalkan potensi pariwisata yang dimiliki Kota Banjar. Tujuan besar yang sedang dihadapi, salah satunya membangun wisata susur sungai di aliran Sungai Citanduy.