“Kalau secara dokumen, bangunan itu semuanya sudah memenuhi syarat. Ada perhitungan struktur dan spesifikasi bahan yang kita beli juga sudah sesuai ketentuan,” terangnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa dokumen yang lengkap tidak otomatis menutup kemungkinan adanya masalah lain di lapangan.
Karena itu, tim masih menelusuri berbagai faktor penyebab.
Cuaca, Struktur, hingga Pemeliharaan Masuk Radar Pemeriksaan
BACA JUGA:Tokoh Perempuan Bangsa Dukung Lutpi Lutpiansyah Pimpin KNPI Tasikmalaya di Musda 2026
Syarif menyebut ada beberapa kemungkinan awal yang sedang dipertimbangkan.
Salah satunya adalah kondisi cuaca yang belakangan cukup ekstrem dan mungkin berdampak pada ketahanan struktur.
“Kita masih melihat apakah ini dari cuaca akhir-akhir ini yang agak jelek, mungkin ada kelemahan struktur atau lainnya, atau dari kelemahan pemeliharaan. Tapi kita belum menyimpulkan secara dalam,” bebernya.
Ia menambahkan, seluruh aspek terkait perawatan bangunan tengah ditelusuri, mengingat gazebo tersebut sudah berdiri sekitar enam tahun sejak dibangun pada 2019.
BACA JUGA:Hasil Penyelidikan Sementara Polisi, Gazebo FKIP Unsil Tasikmalaya Ambruk karena Kayu Lapuk
Selama kurun waktu itu, setahunya belum pernah ada renovasi besar.
“Setahu saya sih belum ada renovasi lagi. Saya masuk Unsil juga masih baru, jadi belum terlalu tahu kondisi sebelumnya. Tapi memang sudah hampir enam tahunan,” tambah Syarif.
Klarifikasi Teknis: Atap Baja Ringan Menggunakan Genting
Menanggapi dugaan adanya penggunaan material kayu dalam konstruksi, Syarif menegaskan bahwa semua bagian rangka atap menggunakan baja ringan.
BACA JUGA:BKC Tasikmalaya Catat Prestasi, Bupati Cecep Dapat Sabuk Hitam Kehormatan Karate
Penggunaan genting sebagai penutup atap, menurutnya, bukan hal yang bermasalah secara teknis.