“Di Kota Tasikmalaya ada guru-guru yang membuat Buku Calakan, semacam Iqro-nya Bahasa Sunda. Saya kagum karena mereka menjaga nilai lokal yang hampir terlupakan,” ujarnya.
Menurut Diky, kehadiran Buku Calakan menjadi simbol penting bahwa pelestarian budaya lokal harus dimulai dari pendidikan dasar.
Ia pun mengapresiasi dukungan dari Kemendikdasmen dan Komisi X DPR RI dalam menguatkan muatan lokal di Tasikmalaya.