Bagi Sumarto, baik Damaskus maupun MBG sama-sama penting.
Namun, ia menekankan bahwa intervensi langsung pada balita stunting belum tentu paling efektif.
“Yang paling tepat itu pencegahan. Remaja putri, misalnya, harus diberi asupan bergizi tinggi terutama zat besi. Kalau MBG diarahkan ke sana, akan lebih tepat sasaran,” ucapnya.
Jejak Damaskus menjadi pengingat bahwa program pangan bergizi bukan sekadar membagikan makanan.
Lebih dari itu, ia butuh perencanaan komprehensif, edukasi berkelanjutan, serta keberlanjutan lintas kepemimpinan.
Tasikmalaya pernah membuktikan, lewat Damaskus, bahwa kunci melawan stunting ada pada detail dan konsistensi.
Kini, saat MBG berjalan, warisan itu bisa menjadi referensi berharga agar program pangan bergizi benar-benar memberi dampak jangka panjang.