TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Ratusan pelajar dari SD, SMP, SMA, hingga pelajar difabel memadati Gedung Pertemuan Warga (GPW) Polres Tasikmalaya, Selasa 9 September 2025.
Mereka mengikuti acara Rise and Speak atau Berani Bicara dan Melaporkan Kekerasan pada Anak, sebuah kampanye untuk mendorong keberanian anak melaporkan jika menjadi korban kekerasan.
Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, Kapolres Tasikmalaya AKBP Haris Dinzah, Kepala Kejaksaan Negeri, serta pejabat dinas pendidikan, kesehatan, dan sosial turut hadir.
Kehadiran mereka menunjukkan komitmen serius dalam perlindungan anak.
BACA JUGA:Ternyata, Andrew Patrick Jung Bisa Jadi Pemain Nomor 9.5
Bupati Cecep menegaskan acara ini bukan sekadar peringatan Hari Polwan ke-77, melainkan kampanye kemanusiaan.
“Berani menyampaikan kebenaran itu bukan hanya tugas negara, tapi juga amanah agama,” tegasnya.
Ia menambahkan, sebagai kota santri dan kota pelajar, Tasikmalaya harus menyediakan ruang aman bagi anak untuk berekspresi.
Menurutnya, pembangunan harus mencakup area bermain yang layak, sarana literasi, toilet bersih, dan fasilitas ibadah.
BACA JUGA:Semakin Gagah dan Canggih, New Honda ADV160: Skutik Premium The SUV Pride
Bupati juga mengingatkan bahaya kecanduan gawai pada anak.
Pemkab Tasikmalaya berencana mengeluarkan surat edaran pembatasan penggunaan ponsel saat jam belajar dan mendorong orang tua lebih aktif mengawasi penggunaan gawai di rumah.
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat untuk melapor semakin meningkat berkat sosialisasi masif bersama kepolisian.
“Setiap kasus anak kami pastikan ditangani cepat, mudah, dan gratis. Tidak ada istilah laporan di Polres harus bayar,” ujarnya.
BACA JUGA:Grand Final Lomba Logo HUT ke-24 Kota Tasikmalaya, 5 Desain Terbaik Adu Kreativitas di GCC Dadaha