Mahasiswa Unsil Tasikmalaya Terus Desak Rektor Transparan Tangani Kasus Kekerasan Seksual

Jumat 22-08-2025,17:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Penanganan kasus dugaan kekerasan seksual di Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya kembali menuai sorotan. Puluhan mahasiswa menuntut pihak rektorat lebih transparan dalam memberikan informasi sekaligus serius melindungi penyintas.

Desakan itu disuarakan lewat Aliansi Anti Kekerasan dan Represifitas (AKAR). 

Melalui aksi dan unggahan di media sosial, mereka menuding kampus lamban bahkan enggan membuka perkembangan investigasi.

“Sudah tiga bulan kasus ini terkuak, tapi rektor seolah lepas tangan dan melempar tanggung jawab ke dekan fakultas. Jika rektor tidak berani mengambil sikap, kami siap jadi gladiator untuk membersihkan kampus dari perilaku kotor,” tulis AKAR dalam ultimatum yang dipublikasikan di Instagram, Kamis 21 Agustus 2025.

BACA JUGA:Pemerintah Klaim Sudah Bantu, Perbaikan Rumah Lansia di Tasikmalaya Terkendala Status Tanah

Fenomena kekerasan di kampus sendiri kerap berakar dari relasi kuasa yang timpang. 

Dosen Gender dan Politik sekaligus anggota Satgas PPKS Unsil, Wiwi Widiastuti, menjelaskan hubungan asmara mahasiswa kadang menjadi pintu masuk kekerasan, mulai dari kontrol berlebihan hingga intimidasi.

“Hubungan cinta bisa berubah jadi alat dominasi. Bahkan kekerasan seksual sering dibungkus alasan cinta, padahal itu murni pelecehan,” jelas Wiwi.

Ia menegaskan, kampus wajib menghadirkan mekanisme pengaduan yang aman, berpihak pada korban, serta berani menindak tegas pelaku. 

BACA JUGA:Wabup Tasikmalaya Dorong Gaji PPPK Paruh Waktu Setara UMR

Jika tidak, praktik kekerasan akan terus berulang dan menodai dunia akademik.

Mahasiswa pun berharap, Unsil benar-benar menjadi rumah kedua yang aman. 

Namun selama pimpinan kampus dinilai menutup mata, upaya menciptakan ruang belajar yang bebas dari kekerasan hanya akan menjadi wacana.

Kategori :