
Menurutnya, mengenang jasa-jasa para tokoh Polri seperti Banurusman bukanlah sekadar ritual tahunan, melainkan bentuk konkret menjaga nilai-nilai institusi.
“Mantan-mantan Kapolri adalah pahlawan bagi kami, insan-insan besar yang membentuk wajah Polri hari ini. Maka sudah sewajarnya kami memberikan apresiasi,” ujarnya tegas.
Dalam momentum HUT Bhayangkara ini, lanjut AKBP Faruk, semangat untuk mengingat sejarah harus terus ditumbuhkan di tubuh Polri, terutama bagi generasi muda.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Begitu pun Polri. Kita tidak boleh alpa terhadap jasa-jasa tokoh besar yang telah membesarkan institusi ini,” pesannya.
BACA JUGA:Jajak Pendapat 55 Calon Pemain Liga Indonesia All Star di Piala Presiden 2025
Ia juga mengajak seluruh anggota Polri di wilayahnya untuk memaknai kegiatan ini bukan hanya sebagai rutinitas seremonial, melainkan sebagai refleksi atas perjalanan panjang dan perjuangan para pendahulu.
“Kami ingin memberi contoh bahwa apresiasi kepada para tokoh bisa diwujudkan dengan cara sederhana, namun penuh makna seperti membersihkan makam, menabur bunga, dan berdoa bersama,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat Bhayangkara tidak hanya hidup di balik seragam dan pangkat, tetapi juga di dalam tindakan kecil penuh penghormatan terhadap sejarah.
Aksi bersih-bersih makam ini menunjukkan bahwa Polri tidak sekadar menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan dan penghormatan terhadap warisan.
BACA JUGA:Cara Simpel Miliki Pendapatan Tambahan, Ini Solusi Terbaik dari BRILink
“Kami ingin kegiatan ini menjadi pengingat bahwa para pemimpin terdahulu telah memberikan segalanya bagi kemajuan institusi ini. Kini, giliran kami yang menjaga warisan itu dengan semangat, dedikasi, dan kepedulian,” tukas AKBP Faruk.