Penutupan Tambang Andesit di Tasikmalaya Picu Gejolak, Emak-Emak Histeris Minta Dibuka Lagi

Senin 16-06-2025,17:30 WIB
Reporter : Ujang Nandar
Editor : Rezza Rizaldi
Penutupan Tambang Andesit di Tasikmalaya Picu Gejolak, Emak-Emak Histeris Minta Dibuka Lagi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Penutupan aktivitas tambang batu andesit di Desa Karangmekar, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tasikmalaya pada Selasa, 10 Juni 2025, menimbulkan gejolak di masyarakat. 

Penutupan dilakukan lantaran pengelola tambang tidak dapat menunjukkan dokumen resmi perizinan usaha.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, menjelaskan bahwa meskipun pengelola mengklaim memiliki Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang terbit pada 2016, hingga kini tidak ada bukti fisik yang ditunjukkan kepada aparat.

“Benar, kami hentikan operasional tambang karena tidak ada dokumen yang sah. Lokasi ditutup sementara untuk keperluan penyelidikan,” tegas AKP Ridwan, Senin 16 Juni 2025.

BACA JUGA:Kritik Penempatan Kontainer DLH Kota Tasikmalaya: Minim Lokasi Baru, TPS Liar Masih Marak

Penyelidikan masih terus berlanjut. Pihak kepolisian akan menggali keterangan dari sejumlah saksi dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna memastikan status legalitas tambang tersebut.

Namun, penutupan tambang tersebut membawa dampak sosial dan ekonomi bagi warga sekitar. Banyak masyarakat menggantungkan hidup dari pekerjaan tambang. 

Salah satunya Siti Munawaroh, seorang ibu rumah tangga alias emak-emak yang videonya viral di media sosial karena menangis histeris meminta tambang dibuka kembali.

“Saya kasihan sama anak-anak. Sudah tiga hari anak saya tidak jajan, suami saya juga tidak kerja. Tolong kami, Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Camat, bukalah kembali tambang ini,” ucap Siti dalam video yang beredar.

BACA JUGA:Permudah Tarik Tunai di Desa, BRILink Batin Raya juga Layani Penarikan Bantuan PKH

Suaminya, Taryan, kini hanya bisa mengandalkan pekerjaan serabutan sebagai buruh tani.

“Sejak tambang ditutup, saya nyangkul di sawah orang. Yang penting bisa makan,” tuturnya.

Kepala Desa Karangmekar, Usup Supriadi, turut menyampaikan keprihatinan atas situasi ini. 

Menurutnya, tambang tersebut dikelola perseorangan dan telah beroperasi secara tradisional lebih dari sepuluh tahun. 

BACA JUGA:Nasabah BRI Prabumulih Nikmati Kemudahan dan Keuntungan Melalui Aplikasi BRImo

Kategori :