RADARTASIK.COM - Gus Baha pernah mengangkat tema yang menggelitik hati dalam salah satu pengajiannya.
Topik tersebut menjelaskan tentang keburukan kita yang berpotensi menghancurkan diri kita sendiri.
Dengan gaya khasnya yang santai namun tegas, Gus Baha menyampaikan tema kajiannya itu dengan memberikan ilustrasi yang sederhana.
"Orang lain (yang) mau menjatuhkan anda itu lewat memfitnah, (misalnya) lewat medsos, memfitnah atau mencibir. Itu nunggu, menunggu (fitnahannya) diterima orang lain. Tapi kalau kita menjatuhkan diri kita sendiri, kamu telanjang saja sudah dianggap gila," terang Gus Baha.
BACA JUGA: Ciamis: Sukahaji Kelola Dana Desa Rp 1 Miliar untuk Pertanian dan Program Strategis Nasional
BACA JUGA: Ramcek di Terminal Singaparna Tasikmalaya: Sopir Dilarang Jalan Usai Makan Petai
Pesan ini menyiratkan bahwa upaya orang untuk menjatuhkan kita membutuhkan dukungan pihak lain agar berhasil.
Namun, bila kehancuran datang dari diri sendiri, misal dari tindakan atau kebiasaan buruk yang kita pelihara, efeknya langsung terasa tanpa memerlukan perantara orang lain.
Ceramah Gus Baha ini menyadarkan kita bahwa musuh terbesar bukan selalu orang lain, tetapi sering kali diri sendiri. Beliau menegaskan, "Nabi itu mengajarkan kita, (bahwa) potensi terjelek kita dengan kita sendiri adalah perilaku kita sendiri. Jadi yang berpotensi menghancurkan kita, pertama adalah perilaku kita sendiri."
Ketika seseorang tidak mampu mengendalikan emosinya, malas memperbaiki diri, atau terus-menerus meremehkan dosa-dosa kecil, bukankah itu seperti menggali lubang kehancuran untuk dirinya sendiri?
BACA JUGA: Daftar Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera yang Berlaku Diskon Tarif 10 Persen Mulai Hari Ini
BACA JUGA: Sauro Fattori: Ibrahimovic Tak Bisa Gantikan Paolo Maldini, Saat Milan Kacau Dia Malah di Miami
Kajian Gus Baha ini mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati terhadap diri sendiri: pada pikiran, tindakan, dan keputusan yang kita buat.
Salah satu nasehat Gus Baha kali ini menekankan perlunya kita memperkuat hubungan dengan Allah untuk melawan keburukan dari dalam diri.
Dan cara yang dicontohkan oleh Rasulullah saw adalah dengan beriati'adzah, seperti yang termaktub dalam doa Sayyidul Istighfar, yang salah satu kutipannya berbunyi: