RADARTASIK.COM - Pernahkah kita berpikir bahwa setiap anggota tubuh kita adalah sarana istimewa untuk beribadah?
Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha menyampaikan: "Kamu punya mata, melihat orang alim sama dengan ibadah sekian tahun. Kamu punya hidung buat sujud. Kamu punya buat mulut makan. Berkahnya makan, supaya kuat salat. Berkahnya mulut, kamu bisa wiridan," ujar Gus Baha.
Nasihat ini mengingatkan bahwa aktivitas sehari-hari, seperti makan dan berbicara, jika disertai niat yang benar, bisa bernilai ibadah.
Seluruh bagian tubuh kita adalah pemberian Allah yang harus dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Gus Baha menyoroti pentingnya menjaga tubuh sebagai amanah dari Allah. Merawat diri bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga bentuk ibadah.
Beliau memberikan contoh sederhana: ketika lidah melafalkan doa atau zikir dengan khusyuk, setiap kata yang terucap menjadi investasi pahala.
Selain itu, beliau mengingatkan untuk tidak mengeluh tentang keadaan dirinya. Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha mengatakan: "Kamu jangan mengeluh, aku ditakdir bukan anaknya kiai, bukan cucunya Kanjeng Nabi. Justru enak, anak kiai tanggung jawabnya berat, cucunya Nabi tanggung jawabnya berat. Allah sudah tahu kamu tidak bakat, makanya kamu tidak dipilih. Hanya enak kan?"
Pesan ini mengajarkan kita untuk menerima takdir dengan lapang dada. Alih-alih iri dengan nasib orang lain, Gus Baha mengajak kita untuk bersyukur atas kemudahan yang Allah berikan dalam perjalanan hidup kita.
Gus Baha juga menyampaikan pentingnya menghormati para ulama dan keturunan Nabi. Menghormati mereka adalah bentuk ibadah besar.
Namun beliau juga mengingatkan bahwa penghormatan ini bisa menjadi ujian bagi yang dihormati.
"Hormat sama para cucunya Nabi, hormat anak kiai, itu ibadah. Tapi yang dihormati, kalau tidak kuat, justru bisa bikin sombong," tambahnya.
Pesan ini menyiratkan bahwa penghormatan harus dilakukan dengan tulus, sementara mereka yang dihormati harus menjaga kerendahan hati agar hubungan ini tetap seimbang dan niat ibadah tetap murni.
Ceramah Gus Baha juga mengajarkan keindahan hidup sederhana. Hidup sederhana bukan hanya soal materi, tetapi juga menjaga hati dari ambisi duniawi.
Dengan menjalani hidup yang ikhlas dan fokus pada ibadah, kita akan lebih mudah merasa dekat dengan Allah.
Pesan Gus Baha ini mengingatkan kita bahwa hidup adalah tentang memanfaatkan apa yang kita miliki untuk mendekatkan diri kepada Allah.