“Seni dan budaya tidak hanya soal estetika, tetapi juga soal hidup bersama dalam perbedaan,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Edi Rusmiadi dari Dewan Kebudayaan Daerah Pangandaran.
“Seni tradisional adalah ruang bersama yang mengajarkan toleransi dan memperkuat budaya lokal,” katanya.
Sambutan Hangat Penonton
BACA JUGA:Update Kasus Kematian Miho Nakayama, Polisi Umumkan Hasil Otopsi Resmi
Ratusan penonton, termasuk wisatawan dari berbagai daerah, memberikan apresiasi luar biasa.
Mereka tidak hanya menikmati pertunjukan tetapi juga berpartisipasi aktif dalam permainan tradisional dan menari bersama seniman, menciptakan suasana akrab dan hangat.
Seorang pengunjung asal Bandung, Rismawati Putri (27), mengaku tersentuh.
“Melihat seniman dari latar belakang berbeda tampil bersama sangat indah. Ini lebih dari hiburan, ini pelajaran hidup,” katanya.
BACA JUGA:Lesti Kejora Diprediksi Melahirkan Prematur, Perjuangan di Tengah Kehamilan Anak Kedua
Pagelaran ini menjadi bukti bahwa seni adalah bahasa universal yang mampu melampaui batasan perbedaan, mengajarkan nilai toleransi, dan memperkuat kebersamaan.