TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Debat kedua Pilkada Kota Tasikmalaya akan berlangsung malam ini, Kamis 14 November 2024, di Hotel Santika dan live streaming di YouTube KPU Kota Tasikmalaya.
Debat publik kali ini diharapkan akan menyajikan diskusi yang lebih intensif dan substansial dibandingkan debat pertama.
Pada kesempatan kali ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tasikmalaya mengusung tema 'Mewujudkan Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Inklusif yang Berbasis Kearifan Lokal Untuk Memperkokoh NKRI,' yang dipecah menjadi lima subtema.
Topik-topik yang diangkat mencakup isu sentral seperti optimalisasi penerimaan daerah, pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat, serta kerukunan beragama dan keselarasan kebijakan daerah dengan nasional.
Berbeda dari debat pertama yang menuai kritik karena minimnya perdebatan dan dominasi pembacaan catatan oleh kandidat, KPU telah merancang konsep debat kali ini agar lebih interaktif.
Para kandidat akan memiliki kesempatan lebih besar untuk berinteraksi langsung, dengan format tanya jawab yang memungkinkan satu kandidat menanggapi jawaban kandidat lain.
Ketua KPU Kota Tasikmalaya, Asep Rismawan, menyebut bahwa tujuan perubahan ini adalah untuk memberi ruang adu gagasan yang lebih dinamis, sehingga publik dapat menyaksikan perbedaan pandangan dan strategi para calon dalam memajukan Kota Tasikmalaya.
Meski waktu berbicara setiap kandidat dipersingkat menjadi satu menit untuk setiap jawaban, perubahan ini diharapkan dapat mendorong kandidat menyampaikan gagasan secara efektif dan langsung ke inti persoalan.
Format yang lebih interaktif ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas debat dan menjadi ajang adu argumen yang lebih tajam dan berani di antara para kandidat, yang sebelumnya dianggap kurang menguasai materi.
"Ada beberapa perubahan yang kita lakukan. Jadi di sesi paslon saling bertanya, interaksinya jadi lebih banyak,” katanya.
Beberapa akademisi lokal dan pengamat politik menyambut baik perubahan ini, dengan harapan bahwa debat malam ini akan menampilkan kandidat yang lebih siap, berwawasan luas, dan responsif terhadap permasalahan lokal.
Pihak penyelenggara juga melibatkan lima panelis, termasuk akademisi lokal dan luar daerah, untuk menghadirkan pertanyaan yang tidak hanya berbasis data tetapi juga relevan dengan konteks sosial di Tasikmalaya.
BACA JUGA:Innalillahi Wainnailaihi Raji'un, Kota Tasikmalaya Berduka Kehilangan Ulama Kharismatik