TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya terus berkomitmen dalam menciptakan lulusan berkualitas yang dapat diandalkan.
Salah satu program unggulan, Pesantren Amanah Mengabdi, dilaksanakan selama tiga hari, dari 23 hingga 25 Oktober 2024, di tujuh satuan pendidikan dasar, dengan melibatkan 72 santri kelas akhir.
Program ini bertujuan untuk membantu proses pembelajaran di lokasi sasaran sekaligus melatih keterampilan praktik pedagogik para santri.
“Setelah berkoordinasi dengan pimpinan TAAM, PAUD, SD, dan MI di sekitar pesantren, para santri terlibat langsung dalam proses pembelajaran, membimbing tahsin dan tahfidz Al-Quran, serta kegiatan olahraga dan cooking class,” ungkap Ustaz Yudi Purwanto, SPdI, Kepala SMA Plus Pesantren Amanah, Kamis 24 Oktober 2024.
BACA JUGA:Viman-Diky Siap Wujudkan Kota Tasik Maju: dari Makan Sehat Gratis hingga One Kelurahan One Hafiz
"Ini bertujuan agar para santri mengenal karakteristik dan cara berkomunikasi dengan peserta didik tingkat dasar," sambungnya.
Ketujuh satuan pendidikan yang menjadi lokasi program tersebut meliputi TAAM Abdullah bin Abbas Saguling, PAUDQu Nurul Huda Babakan Tempe, PAUD ‘Aisyiyah Cileuweung, MI Sukasirna, SDN Sambongjaya, SDN Rahayu I Sambongpari, dan SDN Sambong Permai.
Muhammad Muallij Ala Minhajil Haq, santri kelas XII IPS yang diterjunkan di SDN Rahayu I Sambongpari, mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru sebagai ‘guru’ bahasa Inggris dan Arab.
“Kami belajar bahwa mengajar itu tidak mudah. Mood anak-anak masih acak, dan saat diminta menulis, mereka malah minta cerita. Terdapat juga anak-anak yang masih suka menangis atau ribut, ini sangat menantang bagi kami yang pertama kali mengajar di SD. Kami harus bisa beradaptasi,” ujarnya.
BACA JUGA:Gercep! Muhammad Yusuf Bantu Korban Kebakaran di Gunung Cihcir
Senada, Naila Hanania Khairunnisa dan Silmi Kamilia, santri kelas XII yang ditempatkan di PAUDQu Nurul Huda, berbagi pengalaman mereka.
Naila menuturkan, “Ini adalah pengalaman baru bagi kami. Kami dilatih untuk berkomunikasi dengan masyarakat agar pesan yang kami sampaikan dapat diterima dengan baik. Alhamdulillah, responnya positif.”
Silmi menambahkan, “Kami belajar untuk memahami sikap anak, bagaimana agar mereka dapat mengikuti arahan kami dan memahami penjelasan. Ternyata, menjadi guru untuk anak-anak tidak semudah yang kami bayangkan.”
Kedua santri ini juga mencatat pentingnya keterampilan public speaking di hadapan anak-anak PAUD.
BACA JUGA:Ingin Mengajukan KPR di Bank BRI, Ini Panduan Lengkapnya