Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya, Laura Rulida Eka Sari, mengaku kegiatan ini diinisiasi untuk menggaet investor atau pembeli supaya bisa meningkatkan ekonomi wilayah Priangan Timur, Jawa Barat.
Selain industri kreatif unggulan tiap daerah, kata Laura, dikenalkan juga potensi ekonomi lainnya seperti perhotelan, perdagangan umum dan potensi industri lainnya.
"Kita terus mendukung dengan berbagai upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat daerah dengan produk unggulan khas tiap daerah di Priangan Timur," tuturnya.
Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah menandaskan, forum ini dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha, investor, dan pemangku kepentingan untuk bertemu, berdiskusi, dan menjalin kerja sama.
Ketika mendengar kata investment, yang terlintas adalah upaya menanamkan modal atau sumber daya, baik itu finansial, waktu, maupun tenaga, dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.
"Namun, semua ini tidak akan dapat terwujud dengan baik tanpa adanya kolaborasi," tandasnya.
Oleh karena itu, kolaborasi yang solid seluruh Steakholder adalah fondasi penting dalam setiap langkah investasi.
"Pemerintah Kota Tasikmalaya sendiri telah banyak berkolaborasi dengan berbagai sektor, salah satunya adalah kerja sama dengan Bank Indonesia Tasikmalaya dalam menciptakan peluang bisnis melalui program Ayam paranje (11 Titik), Setaman Cinta (219.500 bibit/benih Cabai dan Hortikultura)," tukasnya.
BACA JUGA:Seunghan Resmi Hengkang dari RIIZE, Begini Penjelasan Agensi
Ali Haji, seorang investor dari Qatar yang hadir dalam pertemuan ini mengaku terpesona oleh keunikan produk UMKM di Tasikmalaya. Ia berencana untuk melakukan investasi yang bertujuan meningkatkan ekonomi lokal.
"UMKM kini menarik perhatian investor karena banyak perusahaan yang telah berkembang dan membutuhkan tambahan modal. Kami dari Qatar siap memberikan dukungan penuh untuk membantu mereka tumbuh. Kualitas produk yang ditawarkan sangat menarik dan memiliki potensi besar untuk dieksplorasi," singkatnya.