Bangunan museum awalnya sederhana, berbentuk oval memanjang dengan atap ijuk yang menyerupai perahu terbalik.
BACA JUGA:Pasangan Iwan-Dede Daftar Pilkada Kabupaten Tasikmalaya dengan Longmarch
Di dalam museum, pengunjung dapat melihat berbagai artefak prasejarah yang dipajang dengan rapi dalam lemari kaca.
Salah satu artefak penting yang dipamerkan adalah Batu Temu Belah, yang menandakan adanya tradisi musyawarah dalam masyarakat tersebut.
Selain itu, terdapat dolmen atau altar batu yang digunakan sebagai tempat menaruh sesajen untuk roh leluhur, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kehidupan setelah kematian.
Menhir dan Peti Kubur Batu
Situs Purbakala Cipari juga dikenal dengan keberadaan menhir, batu tegak berukuran besar yang tingginya mencapai 2,5 meter.
BACA JUGA:Gelandang Persib Ogah Numpang Lewat di AFC Champions League 2, Ini Tekadnya
Menhir ini dipercaya sebagai simbol upacara pemujaan dan merupakan bagian dari kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh masyarakat purbakala.
Selain menhir, terdapat pula tiga peti kubur batu atau sarkofagus yang digunakan untuk mengubur orang yang telah meninggal.
Peti-peti ini ditemukan dalam posisi menghadap timur laut atau barat daya, menandakan adanya konsep kepercayaan yang berkaitan dengan alam, seperti matahari dan bulan.
Di dalam peti kubur tersebut, ditemukan bekal kubur berupa gelang batu, gerabah, dan kapak batu.
BACA JUGA:UMB Dorong Warga Kabupaten Tasikmalaya Kelola Sampah Wisata Menjadi Pupuk Bernilai Ekonomi
Teknologi Modern di Situs Purbakala Cipari
Selain artefak bersejarah, Situs Purbakala Cipari juga memanfaatkan teknologi modern untuk memberikan pengalaman yang lebih interaktif bagi pengunjung.
Museum ini memiliki aplikasi Augmented Reality (AR) bernama AR CIPARI, yang memungkinkan pengunjung melihat objek 3D dari benda-benda purbakala di museum.