TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Di sudut Kabupaten Tasikmalaya, terdapat sebuah desa yang sebelumnya tenggelam dalam keterbatasan akses pendidikan.
Desa Wargakerta, Kecamatan Sukarame, kini menjadi saksi bisu kebangkitan semangat literasi berkat usaha gigih sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Warga Kerta (Himawarta).
Sejak tahun 2017, Himawarta telah menjadi cahaya penerang bagi anak-anak desa ini. Berawal dari kesadaran akan rendahnya minat baca dan pendidikan di desa, Himawarta memulai langkah mereka dengan mendirikan bimbingan belajar (bimbel) gratis setiap hari Minggu.
Bukan sekadar pelajaran akademik, mereka juga mengajarkan pentingnya pendidikan sejak usia dini. Berbagai disiplin ilmu diajarkan, termasuk Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Matematika. Semua itu tanpa pungutan biaya sepeser pun.
BACA JUGA:Inovasi Siswa SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya dalam Distilasi Minyak Atsiri
Tidak mudah mengajak anak-anak di desa untuk kembali meraih impian lewat pendidikan, terlebih dengan kondisi ekonomi yang seringkali memaksa mereka lebih memilih bekerja daripada sekolah.
Ilham Nurjaman, Sekretaris Umum Himawarta, dengan nada penuh haru mengungkapkan bagaimana perjuangan ini dimulai.
"Kami melihat bahwa faktor putus sekolah bukan hanya karena masalah ekonomi. Banyak yang sebenarnya mampu secara finansial, tetapi kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang. Itu yang ingin kami ubah," kata Ilham kepada Radar Tasikmalaya, kemarin Jumat 9 Agustus 2024.
Seiring waktu, usaha mereka mulai membuahkan hasil. Di desa yang dahulu hampir tak mengenal gelar sarjana, kini mulai bermunculan generasi muda yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
BACA JUGA:RT dan RW di Kota Tasikmalaya Garda Terdepan Demokrasi di Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya
Himawarta, yang semula hanya sebuah gerakan kecil, telah berhasil menanamkan mimpi di benak anak-anak desa ini.
"Alhamdulillah, sekarang sudah ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi, dan jumlahnya terus bertambah," ucap Ilham dengan bangga.
Kisah Himawarta bukan hanya soal mengajar. Mereka menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal pendanaan.
Tanpa sokongan dana tetap, mereka mengandalkan tekad dan keyakinan. Bagi Ilham dan rekan-rekannya, mengajar adalah wujud cinta dan pengabdian yang tulus.