BERAU, KALTIM, RADARTASIK.COM – Kopi arabika pesisir memiliki sensasi cita rasa yang unik. Café d’Mangrove di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, menyediakan kopi arabika pesisir yang memiliki kadar kafein, sari dan kadar gula tergolong tebal dari arabika yang biasa tumbuh di ketinggian 700-1.700 mdpl.
Bagi para penikmat kopi tentu sangat familiar dengan dua varietas kopi. Yakni kopi robusta dan kopi arabika. Lazimnya, kopi robusta tumbuh di dataran rendah. Sementara kopi arabika tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1.700 mdpl.
Pengunjung di Cafe d'Mangrove saat sore hari menikmati sajian minuman dan makanan. -dok. program kolaborasi konservasi mangrove dumaring-yuam roasted coffee
Lantas bagaimana dengan kopi arabika pesisir? Sesuai namanya pesisir, kopi jenis ini seakan ‘melawan kodrat’. Pohon kopi arabika tumbuh subur di dataran rendah bahkan di daerah pesisir pantai yang dikenal panas.
Yuri Dulloh telah memberikan kejutan! Pria asal Desa Pucangan RT 02 RW 02 Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, itu mengembangkan varietas kopi arabika di pesisir pantai Kebumen.
BACA JUGA:OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024, ini Detailnya
Alhasil, pohon kopi tumbuh subur dan berbuah lebat. Hasil produksinya bahkan sudah menjajal pasar internasional.
Sukses mengembangkan kopi arabika pesisir, kini pria berusia 45 tahun tersebut menjajal tanah Borneo. Bergabung dengan Tim Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring, owner dari Yuam Roasted Coffee ini mulai menanam pohon kopi arabika pesisir di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
“Dari pengalaman kami di Kebumen (Jawa Tengah), mudah-mudahan kopi arabika pesisir di Kampung Dumaring ini senasib dengan Kebumen. Lahan yang kita manfaatkan saat ini merupakan areal konservasi,” ungkapnya kepada radartasik.com.
Penanaman pohon kopi arabika pesisir ini menurut Yuri sebagai ikhtiar dari Tim Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring dalam menunjang ekonomi masyarakat dan penopang kawasan wisata hutan mangrove.
Diketahui, kawasan pesisir pantai teluk berukang di Kampung Dumaring sekitar 5 kilometer mengalami abrasi pantai sejauh 200 meter. Setelah 2 tahun berjalannya Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring, perlahan kawasan tersebut kembali menghijau.
Sementara lahan lain yang dianggap tidak produktif mulai ditanami pohon kopi arabika.
Kopi arabika pesisir dari Kebumen mulai ditanam di Kampung Dumaring.-dok. program kolaborasi konservasi mangrove dumaring-yuam roasted coffee
Melengkapi kawasan wisata mangrove Dumaring, hadir café d’Mangrove. Di café yang menjorok ke bibir pantai ini terdapat menu kekinian dan tradisional.