TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya menyebut bahwa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mesti mengurutkan prioritas penetapan Perwalkot Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai (PSP), mulai dari ritel-ritel besar di Kota Resik.
"Misalnya yang besar dulu Asia Plaza, Yogya, nih terus mungkin kalau evaluasi ini kan ditanya ada pengurangan enggak dalam hal ini. Penggunaan plastik untuk yang dikeluarkan bulan ini bulan ini ada enggak lihat grafiknya?" ujar Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya, Enan Suherlan, kemarin Selasa 9 Juli 2024.
Apalagi dalam Perwalkot tersebut, DLH sebagai leading sector mesti mengevaluasi kuantitas penggunaan plastik sekali pakai, melalui laporan yang terdeteksi angkanya.
"Kalau dilihat dari hulu-nya (TPA Ciangir) belum ada pengurangan dan juga hitungan data, kita juga mesti melihat ke hilir. Berapa persen masyarakat yang sudah tahu dan paham Perwalkot ini? Mesti dievaluasi juga sosialisasinya," kata Enan.
BACA JUGA:Usut Tuntas Peristiwa Perusakan Mobil Kyai di Kota Tasikmalaya, Perbaiki PJU dan Pasang CCTV
Ia menerangkan, bahwa DLH ataupun juga lurah dan camat mesti woro-woro kepada masyarakat lebih serius dan terukur.
Jangan sampai, beber politisi PAN ini, Perwalkot tersebut sebatas bukti Pemkot punya ide baru mengurus sampah tetapi tidak konsisten dalam penerapannya.
"Kalau bisa saja menyampaikan dari pemerintah ini terus woro-woro, informasi di manapun tolong ketika datang ke supermarket sekarang bawa tas dari rumahnya. Jangan sampai ada pernyataan saya mah nggak tahu dan sebagainya," bebernya.
Termasuk ke oleh ketua RT dan RW di setiap wilayah. Menurut Enan, mereka harus kembali diberikan bekal soal mengelola sampah hingga mengurangi produksi sampah.
"Itu kan jadi harus betul gitu kan pertama di toserbanya keduanya di masyarakatnya sebagai end usernya gitu kan, pengguna akhirnya. Misalnya di mana sih ini yang bisa disampaikan RT RW, itu normatif tapi kan pengajian nih,banyak ibu-ibu pengajian bisa juga," tambahnya.
Selain itu, pengurangan sampah plastik dari kantor-kantor pemerintahan juga mesti digalakan.
"Dalam setiap acara seremonial itu memang sudah mulai diterapkan. DPRD juga sudah mengurangi kita bawa tumbler seperti itu," tandasnya.
Atas itupun, Enan berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya bisa menjadi contoh dalam pengurangan plastik sekali pakai. Terlebih penerapan Perwalkot yang mesti digalakkan.