TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Sebanyak 90 dari 1071 ruko di Pasar Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, tutup permanen akibat sepinya pembeli dan lokasi yang tidak representatif.
Kepala UPTD Pengelolaan Pasar Singaparna, Sudiono mengungkapkan, banyak pedagang terpaksa menutup ruko mereka.
"Sebagian besar tutup karena penjualan yang sepi, terutama setelah adanya peningkatan penjualan online," ujar Sudiono kepada radartasik.com, Selasa 18 Juni 2024.
Ruko yang tutup kebanyakan menjual pakaian dan alat rumah tangga, yang kini lebih mudah dibeli secara online.
BACA JUGA:Mengapa Literasi di Kabupaten Garut Perlu Dukungan Semua Pihak?
"Beberapa ruko bahkan buka dan tutup secara bergantian, satu minggu buka, satu minggu tutup, karena sepinya pembeli," tambah Sudiono.
Ratna (45), seorang pedagang sandal di Pasar Singaparna, merasakan dampak dari perubahan ini.
"Penjualan sangat sepi, sehari paling hanya terjual dua sampai tiga pasang sandal," keluhnya.
Selain penjualan online, Ratna juga menyebutkan bahwa lokasi pasar yang kurang strategis turut mempengaruhi sepinya pembeli.
BACA JUGA:Warga Kota Tasikmalaya Temukan Lafaz Allah di Potongan Daging Kurban, Begini Ceritanya
"Pasar ini berada di dalam, sehingga pembeli lebih memilih ruko yang berada di luar," ujarnya.
Ratna berharap pemerintah dapat memberikan solusi, mengingat berjualan sandal adalah satu-satunya mata pencahariannya.
"Semoga ada solusi dari pemerintah, seperti memindahkan lokasi pasar ke tempat yang lebih mudah diakses," harapnya.