TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Setelah menginap di Markas Komando (Mako) Polres Tasikmalaya Kota, pada Minggu 2 Juni 2024 pagi, sebanyak 266 anggota geng motor dijemput oleh orang tua mereka.
Dalam kesempatan itu, di hadapan anggota dan keluarga, ketua geng meminta mereka menanggalkan atribut mereka, mulai dari Kartu Tanda Anggota (KTA), jaket, hingga kaos yang dikenakan, sebagai tanda bahwa kelompok tersebut telah dibubarkan.
"Saya ketua geng motor, resmi bubarkan geng motor ini, siap! Atribut sekarang kumpulkan!," ucap Badar Maulana Ibrahim.
Ungkapan tersebut kemudian disambut riuh oleh para orang tua dan wali. Kepolisian mengamankan 177 kendaraan, di antaranya 145 kendaraan sudah ditilang, dan 32 kendaraan masih dalam proses administrasi penilangan.
BACA JUGA:Real Madrid si Raja Eropa, Raih Trofi Liga Champions ke-15 di Wembley
"Mereka berasal dari Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan juga Ciamis. Kendaraan bermotor yang sudah diamankan itu ada 177," tutur Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Joko Sulistyono.
Para wali dan orang tua mantan anggota geng motor tersebut diminta menandatangani selembar kertas komitmen terkait perlakuan anak mereka yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.
"Kami mengimbau kepada warga agar menjaga ketertiban dan menghindari kelompok-kelompok yang mengganggu ketertiban umum. Kami, TNI, POLRI, dan Pemerintah Kota akan menindak tegas siapa saja yang mengganggu ketertiban umum di Kota Tasikmalaya," terang Kapolres.
Ia juga menjelaskan bahwa geng motor tersebut berkumpul di Jalan KHZ Mustofa pada Sabtu 1 Juni 2024 malam, yang telah dikoordinasikan oleh ketua geng melalui grup WhatsApp.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi, para remaja yang tergabung dalam geng motor tersebut masih belia. Anggota termuda adalah T (13) yang diajak oleh pamannya, yang merupakan anggota tetap, dalam malam kopdar tersebut.
"Setuju sekali geng motor ini dibubarkan. Anak saya itu masih kelas 6 SD. Saya khawatir, anak saya kan itu mau masuk SMP. Dengan adanya kejadian ini takutnya jadi sulit melanjutkan sekolah," cetus Yuni, orang tua T asal Cijulang, Kabupaten Ciamis.
Yuni gusar, lantaran adiknya itu telah diberikan motor, tetapi kendaraan tersebut diubahnya menjadi tidak berstandar nasional.
"Saya bingung. Keinginannya segala dituruti. Padahal motor sudah bagus warna merah putih dari sananya, eh tapi malah pengen diubah-ubah, dicopotin apa itu ya," jelasnya.