RADARTASIK.COM - Gian Piero Gasperini menyatakan bahwa skema 3 bek yang diterapkan di Atalanta sekarang diikuti oleh tim-tim besar seperti PSG, Bayer Leverkusen, dan Real Madrid.
Usai membawa Atlanta meraih gelar Liga Europa, filosofi sepak bola Gasperini kini dianggap telah mempengaruhi tidak hanya tim-tim di Italia, tetapi juga di Eropa, dan banyak yang membandingkan pendekatannya dengan Total Football ala Belanda.
Gasperini mengakui bahwa Belanda pada tahun 1990-an merupakan salah satu dari sedikit tim yang bermain dengan tiga bek, yang menjadi inspirasinya.
Inspirasi permainannya juga datang dari Italia di Piala Dunia 1982, di mana prinsip utamanya adalah mempersulit pemain penting lawan yang membelakangi gawang, seperti yang terjadi pada Maradona dan Zico.
BACA JUGA:Jose Mourinho: Mustahil Bawa AS Roma Capai 2 Final Eropa Berturut-turut, Itu Sebabnya Saya Dipecat
"Pada 1990-an, ketika saya menonton sepak bola Belanda, mereka adalah satu dari sedikit tim yang bermain dengan tiga bek," kata Gasperini dikutip dari Football Italia.
"Saya juga mendapat inspirasi dari Italia di Piala Dunia 1982, prinsipnya adalah ketika pemain penting membelakangi gawang, dia akan kesulitan. Hal serupa juga terjadi pada Maradona dan Zico," terangnya.
Gasperini menambahkan bahwa gaya bermainnya bukan membuat pemain berlari ke samping, tetapi lebih memilih berlari ke depan dan membuat mereka melakukan duel satu lawan satu di seluruh lapangan.
Gasperini kemudian menyatakan bahwa sejak membawa Atalanta bermain di Eropa, ia mendapat banyak pujian dari rekan-rekan pelatih, termasuk Thomas Tuchel dari Paris Saint-Germain yang mulai menerapkan formasi tiga bek setelah menghadapi Atalanta.
BACA JUGA:Fabio Caressa: Gian Piero Gasperini Mengubah Sepak Bola Seperti Guardiola
"Adaptasi saya adalah daripada berlari ke samping, saya lebih memilih berlari ke depan. Orang-orang mendeskripsikan gaya saya sebagai satu lawan satu di seluruh lapangan, namun saya sudah melakukannya di Crotone, di tim muda Juventus, dan tentunya di Genoa dengan hasil yang penting," lanjut Gasperini.
"Dengan berangkat ke Eropa, visibilitas saya lebih besar bersama Atalanta dan saya mendapat banyak pujian dari rekan-rekan," akunya.
"Sekarang saya mulai melihat tim-tim papan atas bermain dengan tiga bek, misalnya Paris Saint-Germain setelah menghadapi kami, karena Thomas Tuchel memberi saya banyak pujian setelah itu," ujarnya.
Gasperini juga mencatat bahwa konsep tiga bek yang dulu dianggap tidak bisa memenangkan pertandingan kini diterapkan oleh tim-tim top seperti Bayer Leverkusen dan Real Madrid.
"10-12 tahun yang lalu selalu dikatakan bahwa Anda tidak bisa menang dengan tiga pemain bertahan, tetapi sekarang Bayer Leverkusen bermain dengan tiga bek, Real Madrid bermain dengan tiga bek," ulas Gasperini sambil tersenyum.