RADARTASIK.COM – Gian Piero Gasperini mengungkapkan sindiran halus terhadap Inter Milan setelah membawa Atalanta meraih gelar juara Liga Europa.
Dalam konferensi pers pasca pertandingan, Gian Piero Gasperini memberikan pernyataan tajam sambil memuji perkembangan Atalanta yang berhasil meraih hasil positif sekaligus menjaga keseimbangan keuangan.
Ia membandingkan pencapaian Atalanta dengan klub-klub lain di Italia, khususnya Inter Milan, yang menurutnya kesulitan mempertahankan kestabilan finansial meskipun meraih kemenangan.
Sindiran ini merujuk pada masa lalu Gasperini di Inter Milan yang berakhir kurang baik.
BACA JUGA:Ratusan Ulama Dukung Supriana Maju di Pilkada 2024 Kota Banjar
"Klub ini selalu berkembang dalam hal hasil dan selalu melakukannya sambil menjaga keseimbangan keuangan, menurut saya ini luar biasa,” kata Gasperini seperti dilansir dari Tuttomercato.
“Biasanya di Italia, siapa pun yang menang, dan kita telah melihatnya dalam beberapa hari terakhir, berjuang untuk mempertahankan biaya,” jelasnya.
“Hanya Atalanta yang berhasil melakukannya, menggabungkan kedua hal itu, menurutku itu luar biasa," lanjutnya.
BACA JUGA:Catat! Ini Lokasi Nobar Persib yang Digelar di Final Leg 1 Melawan Madura United di Bandung
Ucapan Gasperini tersebut juga ditujukan kepada mantan presiden Juventus, Andrea Agnelli, yang pernah mengomentari Atalanta saat pembahasan Liga Super Eropa.
Saat itu Agnelli meremehkan Atalanta dengan menyebut mereka sebagai tim yang tidak memiliki sejarah internasional meskipun tampil baik di kancah Eropa.
"Tanpa sejarah internasional dan dengan performa olahraga yang hebat, mereka memiliki akses langsung ke kompetisi klub tertinggi Eropa," ujar Agnelli kala itu.
Gasperini jelas tidak akan melupakan komentar Agnelli tersebut dan membalasnya dengan pencapaian Atalanta musim ini yang juga dipastikan kembali lolos ke Liga Champions musim depan.
Gian Piero Gasperini mulai dikenal saat melatih Genoa pada musim 2016-17 dan kemudian direkrut oleh Inter Milan pada musim panas 2011.
Sayangnya, Gasperini mengalami kegagalan total bersama Inter Milan, tetapi ia merasa tidak memiliki cukup waktu untuk meraih kesuksesan karena klub tidak tertarik untuk membiarkannya mencoba menerapkan metodenya hingga sempurna.