Montaigne memilih judul tersebut untuk menunjukkan bahwa esainya hanya merupakan percobaan untuk mengeksplorasi berbagai topik dan ide, bukan untuk membuktikan suatu argumen atau mengajar pembaca.
BACA JUGA: Fans Berat AC Milan, Roberto De Zerbi Menolak Pinangan Inter Milan
Sebagai gantinya, ia menggunakan esainya sebagai refleksi mengenai keragaman pendapat, keterbatasan pengetahuan manusia, dan kebodohan atas kepastian.
Karya Montaigne menunjukkan bentuk baru dari tulisan yang pribadi dan reflektif, menekankan subjektivitas dan proses moral dan intelektual yang terlibat dalam pemikiran.
Salah satu ciri Essais karya Montaigne adalah pendekatannya yang pribadi dan introspektif.
Montaigne menggunakan esai sebagai sarana untuk mempertanyakan pemikiran filsafat yang ada pada zamannya.
Ia tidak bermaksud untuk mengajukan teori yang menyeluruh atau membahas topik secara universal.
Sebaliknya, ia lebih tertarik pada pemikiran dan refleksi pribadinya yang mendalam tentang berbagai isu manusia.
Melalui tulisannya, Montaigne menyampaikan gagasan bahwa kebenaran dan pengetahuan yang sejati dapat ditemukan melalui pengamatan diri sendiri dan pengakuan tentang ketidaktahuan manusia.
Ia menekankan pentingnya menjauhkan diri dari pandangan sempit serta menghargai keragaman pandangan dalam memahami dunia.
Essai-essainya menjadi jendela ke dalam pikirannya yang kompleks, di dalamnya ia merenungkan kehidupan, moralitas, agama, dan berbagai isu lainnya.
Penting juga untuk dicatat bahwa Montaigne menggunakan bahasa yang indah dan kaya dalam penulisan karyanya.
Gaya penulisannya yang bersifat subjektif dan persuasif menjadikan "Essais" menjadi karya yang menarik dan berpengaruh dalam perkembangan genre sastra essai.
Kontribusi Michel de Montaigne dalam qperkembangan filsafat, sastra, dan pemikiran manusia sangat signifikan dengan karyanya yang menggugah pemikiran.
Pengaruh Montaigne pada pemikir dan penulis berikutnya untuk melihat dunia dengan sudut pandang yang lebih terbuka dan merenungkan kompleksitas manusia.