RADARTASIK.COM – Paolo Maldini menyatakan, "Arrigo Sacchi mengajari AC Milan cara untuk menang, tetapi obsesinya membuat hal itu akan berakhir."
Dalam wawancara di Radio TV Serie A, Maldini mencatat peran revolusioner Arrigo Sacchi dalam mewujudkan impian Berlusconi di AC Milan.
Meskipun awalnya diragukan karena kurangnya pengalaman di level tinggi sepak bola, Sacchi berhasil merevolusi cara AC Milan berlatih dan bermain dan membawa klub itu ke puncak kesuksesan.
Maldini kemudian menceritakan tantangan fisik dan mental yang dihadapi tim sangat besar saat Arrigo Sacchi menjadi pelatih.
BACA JUGA:PPDB di Kabupaten Ciamis Jalur Zonasi Makin Ketat, Kartu Keluarga harus Orang Tua Kandung
Ia mengakui bahwa latihan berlebihan selama berbulan-bulan berdampak negatif bagi dirinya secara fisik dan mental karena ia masih muda dan stabilitasnya sebagai pemain belum sepenuhnya mapan.
"Sacchi merevolusi cara kami berlatih dan bermain. Dia belum berpengalaman di level tinggi dalam sepak bola dan ini menimbulkan keraguan, tapi ketika kami memahami manfaatnya, kami mulai terbang," kata Maldini.
"Dengan Sacchi, kami langsung siap membantu dia, tapi itu sangat sulit secara fisik dan mental," lanjutnya.
"Saya berlatih berlebihan selama berbulan-bulan, dan ini tidak baik bagi saya. Kami harus mengkalibrasinya agar berfungsi dengan baik dalam pertandingan," ujarnya.
BACA JUGA:Hadapi Cuaca Panas di Tanah Suci, 7 Obat yang Disarankan Dibawa Jemaah Haji
"Saya masih muda, dan saya mengalami suka dan duka; Saya tidak memiliki stabilitas seperti pemain yang sudah mapan. Itu sulit, dan terkadang, pada hari Jumat, saya bertanya pada diri sendiri bagaimana saya bisa bermain pada hari Minggu berikutnya," tambahnya.
"Tampaknya mustahil, namun semua ini meningkatkan standar bagi semua orang dan merupakan hal yang baik bagi semua orang," akunya.
Maldini mengakui bahwa Sacchi mengajarkan AC Milan cara untuk menang, namun tekanan yang sangat besar dari pelatih yang sangat menuntut dapat memunculkan masalah.
Ia menyadari bahwa ketika seorang pelatih terlalu terobsesi, ia bisa kehabisan tenaga, dan hal ini berlaku untuk semua pelatih hebat.
"Sacchi mengajari kami cara untuk menang dan tim Milan memiliki pemain-pemain hebat. Namun, ketika menemukan pelatih yang sangat menuntut, yang harus mengelola grup, cepat atau lambat hal itu akan berakhir," tutur Maldini.