RADARTASIK.COM - Luca Percassi, Direktur Atalanta menyebut “Tak masuk akal gol pembuka De Ketelaere dianulir” usai timnya digebuk Inter Milan 4-0 di San Siro.
Dalam wawancara dengan DAZN, Direktur Atalanta tersebut mengeluarkan kritik tajam terhadap keputusan wasit yang menurutnya sangat merugikan timnya dalam pertandingan melawan Inter Milan.
Meskipun La Dea kalah 4-0, ia menyoroti dua insiden krusial yang dianggapnya sangat memengaruhi hasil akhir pertandingan.
Pertama, gol Charles De Ketelaere yang dianulir karena wasit menganggap sudah terjadi handball oleh Aleksei Miranchuk sebelumnya.
BACA JUGA:Simone Inzaghi Beberkan Rahasia Hancurkan Atalanta 4-0, Singgung Daya Juang Pemain Cadangan
"Komentar tentang pertandingan seperti ini sangatlah sulit. Kami tanpa ragu menghadapi tim yang hebat, selamat kepada Inter, yang pantas berada di puncak klasemen," kata Luca Percassi dikutip dari Football Italia.
"Ini adalah hasil yang sangat mengecewakan karena menurut pandangan kami, wasit dan VAR melakukan kesalahan yang sangat serius," lanjutnya.
"Gol pembuka De Ketelaere yang dianulir benar-benar tak masuk akal, meskipun mereka memiliki banyak rekaman untuk dipertimbangkan, mereka malah membatalkan gol tersebut," kecamnya.
"Itu gol yang sah, tidak ada handball Miranchuk, dan jika ada, Bastoni justru menabrak Miranchuk sehingga seharusnya menjadi penalti," ungkapnya.
Percassi juga menolak pendapat dari mantan wasit dan pengamat Luca Marelli yang menjelaskan bahwa bola memang menyentuh lengan Miranchuk.
Menurutnya, justru pemain Inter yang menyentuh bola dan meminta Luca Marelli tidak menyimpulkan sesuatu dari hasil rekaman yang tidak jelas.
"Jika Anda melihat, itu Bastoni yang menyentuh bola dan tidak mengubah arahnya sama sekali ketika melewati lengan Miranchuk," ujar Percassi.
"Jangan mencoba menginterpretasikan sesuatu dari rekaman yang tidak jelas," tambahnya.
Direktur Atalanta tersebut kemudian mengungkit Insiden kedua yang membuat Inter Milan mendapatkan hadiah penalti setelah wasit meninjau VAR yang memakan waktu lama.