BERAU, KALTIM, RADARTASIK.COM – Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Aren Kampung Dumaring di Kecamatan Talisayan Kabupaten Berau telah memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Ini seiring dengan pemasaran dan pengemasan aren Kampung Dumaring kian lebih baik.
KUPS Aren Kampung Dumaring merupakan salah satu Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di bawah naungan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pangalima Jerrung Kampung Dumaring.
KUPS Aren dibentuk pada 2020 oleh Pengelola Program Kolaborasi Konservasi Hutan Desa Dumaring dan Desa Biatan Ilir— kini menjadi Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring.
Kehadiran Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring, membuat KUPS Aren menjadi sumber ekonomi baru bagi warga Kampung Dumaring. Khususnya para pengelola KUPS yang tidak lain adalah warga sekitar.
KUPS Aren yang lokasinya tidak jauh dari kawasan objek wisata Taman Sungai Dumaring (TSD), memproduksi air nira segar, legen nira, juruh, gula aren, dan gula semut.
Ketua KUPS Aren Kampung Dumaring Sabaruddin menerangkan keberadaan KUPS Aren telah membantu menambah penghasilan para anggota. ”Alhamdulillah untuk sehari-hari ada saja (pembeli, red),” ujarnya.
Menurut Sabaruddin, KUPS ini bisa memproduksi gula aren sebanyak 30 batang atau sekitar 6 hingga 7 kilogram per hari. Untuk mencapai target tersebut, anggota harus mengambil air nira sebanyak 60 liter dari tandan bunga jantan pohon enau.
Air nira yang diambil, menurut dia, berasal dari pohon aren atau enau yang berada di kawasan Kampung Dumaring. ”Di sekitar RT 05 dan RT 04,” tuturnya.
Sabaruddin biasanya mencari atau mengambil air nira sebanyak dua kali sehari. Pertama pukul 06.30 WITA. Kedua pukul 16.00 WITA.
Jika pengambilan air nira saat pagi dan sore itu bisa mendapatkan 60 liter, air nira tersebut langsung diproses untuk dijadikan gula aren.
”Kalau airnya banyak bisa langsung kita proses. Kalau sedikit cuma bisa masak dulu baru besok dilanjut,” ungkapnya.
Gula aren hasil produksi KUPS Aren biasanya dijual per batang dan per kilo. Harga per batang sebesar Rp 9.000 sedangkan per kilo Rp 27.000. ”Per kilo ada 4 batang,” jelasnya.