Untuk mengembangkan Bio-CNG, Kementerian ESDM melakukan berbagai upaya seperti menerbitkan SNI 9164 Biometana untuk bahan bakar di tahun 2023 bersama BSN.
BACA JUGA: Tidak Punya KIP dan KKS, Apakah Calon Mahasiswa Baru Tetap Bisa Daftar KIP Kuliah? Ini Penjelasannya
Kementerian ESDM juga melakukan go live dan launching perizinan berusaha KBLI 35203 pengadaan biogas yang mengampu perizinan bahan bakar biogas sebagai bahan bakar bersama Kementerian BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal).
Kementerian ESDM melakukan kerja sama dengan beberapa mitra untuk mengembangkan proyek Bio-CNG melalui proyek pembangunan plant, pengerjaan pre-feasibility study, kajian kebijakan tata niaga, kajian keekonomian dan kajian industri serta bahan baku Bio-CNG.
Dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, menurut dia, Biomethane bisa gantikan LPG non subsidi untuk sektor industri dan komersial (12 kg dan 50 kg) sehingga dapat menjadi salah satu opsi solusi dalam usaha pemerintah menurunkan impor LPG.
Senada dengan Edi Wibowo, Plt Bupati Langkat Syah Afandin memberikan apresiasi karena pabrik Bio-CNG dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas di daerahnya.
BACA JUGA: Kapolres Banjar Cek Kendaraan Dinas Jelang Pengamanan Kampanye Terbuka Pemilu 2024
Dia juga berharap pengoperasian pabrik Bio-CNG yang berlokasi di PT United Kingdom Indonesia Plantation dapat menjadi role model bagi perusahaan lain di Indonesia untuk melakukan inovasi serupa.
Dia mengucapkan terima kasih karena begitu banyak penyerapan tenaga kerja yang sangat membantu perekonomian masyarakat Kabupaten Langkat.
Sementara CEO PT KIS Biofuel Indonesia Ragunath berharap Indonesia akan menjadi penghasil Bio-CNG terbesar di Asia.