Mematikan! Waspadai Penyakit Demam Urine Tikus di Musim Hujan
RADARTASIK.COM – Di beberapa negara di dunia, penyakit leptospirosis dikenal dengan sebutan demam urine tikus.
Apa itu penyakit leptospirosis? Itu merupakan penyakit zoonosa yang disebabkan infeksi bakteri berbentuk spiral dari genus leptospira yang patogen.
Penyebaran demam urine tikus diduga paling luas di dunia. Kasus tahunan leptospirosis hingga 1,03 juta dengan 58.900 kematian.
BACA JUGA: Jangan Lengah! 5 Penyakit Saat Musim Hujan Ini Harus Diwaspadai, Simak Baik-Baik
BACA JUGA: Kodim 0625 Pangandaran Bersihkan Sungai Jelang Musim Hujan
Dalam tulisannya di laman resmi Kemkes, Tulus Riyanto menyatakan kasus paling tinggi ditemukan di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis, khususnya negara kepulauan dengan curah hujan dan potensi banjir tinggi.
Dia menyebut akibat kesulitan diagnosis klinis dan ketiadaan alat diagnostik banyak kasus leptospirosis yang tidak terlaporkan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kasus leptospirosis di antaranya surveilans lemah, keberadaan reservoir dengan tingginya populasi tikus serta kondisi sanitasi lingkungan yang jelek dan kumuh akibat banjir.
Di Indonesia, tikus menjadi sumber utama penular leptospirosis selain anjing, babi, sapi dan kambing. Jenis tikus penular leptospirosis antara lain suncus murinus, mus muscullus, rattus novergicus dan bandadicota indica.
BACA JUGA:Ulama se-Priangan Timur Berikrar Siap Menangkan Pasangan Amin
Leptospirosis ditularkan melalui urine binatang yang mengandung bakteri leptospira yaitu melalui invasi mukosa atau kulit yang tidak utuh.
Infeksi dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui kontak dengan air sungai, danau, selokan, lumpur atau tanah yang tercemar bakteri leptospira.
Penyakit leptospira berkembang di alam di antara hewan liar maupun domestik. Manusia menjadi host yang merupakan infeksi akhir atau terminal karena belum terlaporkan infeksi dari manusia ke manusia.