Dipaparkan Kang Uum, sekitar tahun 2016 empat pimpinan genk motor d Bandung yakni Warnin Suhadi (XTC), Cecep Hendra Erawan (Brigez), Arif Rahmat (Moonraker) dan Julian Rahmawan (GBR) deklarasikan Bandung Bersatu dan Bandung Damai.
Pimpinan genk motor itu mengubah kelompoknya menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) yang bergerak melakukan kegiatan-kegiatan positif.
Deklarasi mereka di tahun tersebut dalam bentuk pernyataan sikap, dilakukan dihadapan Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan,.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Jaya Subriyanto, Dandim 0618/BS Letkol Yufti Senjaya, Kejari Bandung Amir Yanto dan Ketua Pengadilan Negeri Bandung, Joko Siswanto, di Plaza Monumen Bandung.
BACA JUGA:58 KM dari Pangandaran Nikmati Pesona Sunset dari Atas Pantai Karangtawulan, Bikin Melow yang Galau!
BACA JUGA:Bayi di Tasikmalaya yang Meninggal Dunia Diduga Kelalaian Klinik Diautopsi, ini Fakta-Fakta Barunya
Sejak itu Kota Bandung kembali aman. Di malam hari tidak ada lagi teror genk motor.
Baik berupa bentrokan antar genk motor maupun penyerangan atau penganiayaan ke warga.
Sementara di Kota Tasikmalaya genk motor dari waktu ke waktu semakin berkembang dan brutal.
Pemerintah Kota Tasikmalaya, Polres Tasikmalaya Kota, serta unsur masyarakat sudah berulang kali melakukan langkah penanggulangan.
Seperti pernah melakukan pengepungan di beberapa titik di Kota Tasikmalaya hingga bermalam-malam.
Tetapi hasilnya belum optimal. Genk motor saat ada gerakan perlawanan langsung ‘tiarap’.
Ketika sudah longgar lagi keadaannya, genk motor berhamburan masuk ke Kota Tasikmalaya di malam hari.
Mereka melakukan aksi-aksi brutal salah satunya menganiaya warga yang dijumpainya. (*)